ZONASULTRA.COM, KENDARI – Aksi unjuk rasa dari dua kelompok mahasiswa yang berbeda kembali dilakukan di depan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Selasa (1/10/2019).
Dua kelompok itu yakni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Halu Oleo (UHO) dan dari berbagai organisasi kepemudaan yang menamakan diri Cipayung Plus Kota Kendari dengan jumlah ratusan orang.
Kedua elemen ini mempunyai tuntutan yang sama terkait penembakan Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi saat bentrok dengan polisi dalam unjuk rasa di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sultra 26 September 2019 lalu. Namun, mereka melakukan aksi secara terpisah.
Baca Juga : ORI dan Kemenkumham Sultra Didesak Tuntaskan Tewasnya Dua Mahasiswa UHO
Demonstrasi lebih dahulu dilakukan oleh mahasiswa FPIK sekitar pukul 09.00 Wita. Dalam orasinya, mereka menuntut agar kepolisian mengusut tuntas kasus dua mahasiswa UHO yang tewas tertembak.
Di depan massa, ratusan polisi berseragam lengkap sudah bersiaga melakukan pengawalan ketat. Keduanya dipisahkan oleh kawat berduri yang membentang sepanjang jalan simpang empat dari kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra ke pintu gerbang sebelah barat kantor gubernur.
Koordinator aksi FPIK Alwin Mahyudin menyampaikan, pihaknya memberi warning tenggat waktu kepada Polda Sultra selama 3×24 jam untuk menangkap pelaku penembakan Randi dan Yusuf lalu diadili seadil-adilnya.
“Kami juga meminta Kapolda Sultra untuk mecopot Kapolres Kendari karena telah lalai mengamankan aksi demonstrasi di wilayahnya,” tegas Alwin Mahyudin dalam orasinya.
Massa ditemui oleh Direktur Intelijen dan Keamanan (Intelkam) Polda Sultra Kombes Pol Hartoyo. Massa aksi pun diajak berdiskusi dengan duduk di atas aspal. Hartoyo dan polisi yang lain juga ikut duduk.
Hartoyo mengatakan bahwa tim investigasi Mabes Polri sedang bekerja. Pihaknya mengundang perwakilan mahasiswa untuk mendapatkan informasi terkait perkembangan kasus itu pada Sabtu (5/10/2019).
Setelah melakukan negosiasi, para mahasiswi memberikan bunga mawar merah dan putih kepada polwan. Mahasiswa pun membubarkan diri.
Baca Juga : Kontras Khawatir Kasus Tewasnya Dua Mahasiswa UHO Seperti Kasus Novel
Setelah itu, sekitar pukul 12.00 Wita, rombongan massa dari Cipayung Plus Kendari datang dengan membawa misi tuntutan yang sama menuntut pengusutan penembak dua mahasiswa UHO Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi yang meninggal saat demontrasi.
Tak terlalu lama menyampaikan orasi, para peserta aksi ditemui kembali oleh Kombes Pol Hartoyo dan Kapolres Kendari AKBP Jemi Junaidi. Tak jauh berbeda penyampaian soal penanganan kasus itu. Selanjutnya, pendemo melakukan deklarasi damai dengan polisi.
“Damai itu indah, NKRI harga mati,” ujar para demonstran secara bersama-sama di jalanan sambil diabadikan melalui video handphone. Selanjutnya, mereka membubarkan diri. (A)
Kontributor : Fadli Aksar
Editor : Muhamad Taslim Dalma