ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sebuah rumah di Desa Langgea, Kecamatan Ranomeeto, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) ramai didatangi para pelayat, Selasa (18/9/2018). Pemilik rumah itu adalah anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Kendari, Adi Bin Hasim (39) yang telah meninggal pada Senin (17/9/2018) siang setelah dilindas truk di jalan By Pass Kendari.
(Berita Terkait : Anggota Pol PP Kendari Tewas Digilas Truk BBM)
Istrinya, Wati (32) tak henti menitikkan air mata sambil menggendong foto suaminya saat pulang dari mengantar jenazah suaminya di pekuburan Ranomeeto, siang tadi. Tak kuasa menahan sedih, Bahkan ia langsung dipapah masuk ke dalam rumah dan pingsan beberapa saat.
Foto berbingkai itu berisi gambar Adi setengah badan, dengan mengenakan seragam lengkap Satpol PP dan latarnya Basarnas. Foto itu dipotret beberapa hari lalu atas permintaan Adi sendiri dengan alasan kenang-kenangan.
Sementara itu, di luar rumah ramai dengan keluarga, tetangga, rekan-rekannya berseragam Satpol PP Kendari, dan para anggota Basarnas Kendari. Mereka turut menunjukkan kepedulian atas berpulangnya Adi, meski hanya sebatas datang melayat.
#Sosok Penuh Dedikasi
Saat kecelakaan di jembatan Kali Taman Kadia, Jalan Brigjend M Yunus, jalur By Pass Kendari ternyata Adi hendak menjemput anak sulungnya (perempuan) di salah satu SMA di Kendari pada Senin siang kemarin. Dengan mengendarai sepeda motor, dan terjadilah musibah itu.
Hal itu diungkapkan oleh Muliadin (43), yang merupakan kemenakan Adi. Di matanya, sosok Adi adalah penuh tanggung jawab. Mengantar dan menjemput anak-anaknya ke sekolah merupakan rutinitas harian, selain sebagai Satpol PP.
Sebagai keluarga dekat, Muliadin menilai Adi merupakan pribadi yang cakap sebagai anggota Satpol PP. Dedikasi Adi sebagai Satpol PP dibuktikan dengan pernah mendapat penghargaan dari pemerintah kota sebagai Satpol PP Kota Kendari pada 2012.
Pada September 2018 ini, Adi bersama seorang rekannya terpilih mewakili Satpol PP Kendari untuk bergabung bersama Regu Badan Search And Rescue Nasional (Basarnas) Kendari. Rencananya Rabu (19/9/2018) besok, bersama Regu Basarnas, Adi akan berangkat mengikuti Jambore Nasional di Cibubur, Jakarta Timur.
“Sebagai personil Satpol PP dia sebenarnya tergolong multitalenta, bisa memanjat, berenang, dan kemampuan-kemampuan prajurit lainnya. Itu Pakaian dan peralatannya sudah siap untuk berangkat Jambore tapi ada musibah ini,” ujar Muliadin.
Adi lahir lahir di Desa Rapambinopaka, Kecamatan Lalonggasumeto, Konawe pada 1979 silam. Ia mulai mengabdi sebagai Satpol PP sejak 2004. Berawal dari tenaga honor lalu pada 2010 berhasil jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Adi wafat dengan pangkat golongan 2C, dengan gaji Rp 2 juta lebih, meninggalkan 3 orang anak, anak pertama perempuan masih SMA, anak kedua laki-laki duduk di bangku SD dan si bungsu (perempuan) belum sekolah.
Yamin (53) yang merupakan paman Adi bercerita, dirinya sangat merasa kehilangan karena selama ini menjalin hubungan yang dekat. Adi dikenal pribadi yang tekun dan tak memiliki problem dalam keluarga dan seorang yang taat dalam beragama.
“Dia itu biasanya pulang pada Sabtu Minggu ke kampung orang tuanya di Rapambinopaka. Kalo tiba dari dia langsung cari ibunya dan memeluk. Mereka itu ada lima bersaudara. Hanya Adi, anak kedua yang jadi PNS,” ujar Yamin.
#Teladan Bagi Rekan Kerja
Bagi rekan kerjanya di Satpol PP, Adi dikenal humoris dan dekat dengan para juniornya. Seperti yang dirasakan Hendra Sumarno, honorer Satpol PP Kendari sejak tahun 2015. Hendra banyak belajar dari Adi, tentang bagaimana semestinya menjadi Satpol PP.
“Dia orangnya terkienal disiplin dan aktif di segala kegiatan. Misalnya kalau setiap hari Senin kan ada tugas kami sebagai pengibar bendera. Satu hari sebelum itu pasti dia yang berinisiatif mengingatkan teman-teman agar tidak salah dalam pengibaran bendera berlangsung, mulai dari cara penaikan, cara melipat, dan lainnya,” ujar Hendra.
Hendra mengenang pada tahun lalu Satpol PP Kota Kendari menertibkan usaha Mebel pada tahun 2017 lalu di jalan By Pass Kendari, hanya berjarak beberapa meter dari lokasi kecelakaan Adi saat ini. Ketika itu banyak jejeran lemari yang dipajang terlalu dekat dengan jalan. Namun saat terjadi bentrokan dan Adi kena hantam balok di kepalanya.
Adi kemudian dibawa di rumah sakit dan sempat beberapa hari tidak masuk kantor. Kata Hendra setelah kejadian itu, Adi kembali lagi seperti biasa, tetap disiplin dan selalu ikut dalam penertiban di Kota Kendari.
“Setiap penertiban dia pasti selalu ada. Dia salah satu senior yang sopan kalau turun menertibkan,” tutur Hendra. (A)
Reporter : Muhamad Taslim Dalma
Editor : Kiki