Menilai Puasa Sebagai Sekolah Besar Untuk Melahirkan Dua Sifat Terpuji

Menilai Puasa Sebagai Sekolah Besar Untuk Melahirkan Dua Sifat Terpuji
DAKWAH RAMADAN- Abdul Gafar saat memberikan ceramah agama di Pesantren Ummusabrih, Minggu (12/5/2019) malam. (ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM,KENDARI- Penceramah agama, Minggu (12/5/2019) malam di Pesantren Ummusabrih Kendari Abdul Gafar menyebutkan ibadah puasa layaknya sekolah besar dengan banyak nilai yang ditanamkan Allah SWT.

Dalam sebuah hadist disebutkan, “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa, sebab ia hanyalah untukku dan Akulah yang akan memberikan ganjaran padanya secara langsung ”. (HR Bukhari dalam Shahihnya: 7/226 dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).

Abdul menegaskan, puasa adalah rahasia Allah SWT dan hadis ini merupakan hadis yang mengandung fadhilah puasa serta keistimewaannya dibandingkan dengan ibadah lainnya. Dan bahwa Allah SWT telah mengkhususkan ibadah puasa ini untuk-Nya.

“Sama seperti berkuliah di kampus, kita tidak tahu berapakah nilai akhir IPK kita di penghujung semester sebelum diakumulasi keseluruhan, puasa pun demikian siapa yang berhasil menjalankannya dengan baik niscahya Allah akan memberikan ganjaran yang setimpal dan itu hanya Allah taala yang tahu,” jelasnya.

(Baca Juga : Lima Jenis Nafsu yang Harus Ditahan Selama Berpuasa)

Kemudian, ada dua hal penting harus dikendalikan selama puasa yakni mengendalikan dari segi jasmani (fisik) dan rohani (abstrak).

“Jasmani yang seperti biasa kita menahan haus dan makan dan kalau kita berhasil maka itu menjadi tanda sah tidaknya puasa kita,” tukasnya.

Namun, hal yang paling banyak disepelekan oleh kita adalah meraih nilai puasa yang sifatnya abstrak. Ditegaskan Abdul Gafar, bahwa kalau ada orang berpuasa tidak mengendalikan mulutnya untuk tidak menyebar hoax dan fitnah maka puasa tidak ada gunanya.

Menahan makan dan minum secara hukum sah puasa kita, namun secara nilai hasilnya nol.

Sehingga, dengan momen seperti ini menurut Gafar pengaruh puasa sangat besar membentuk dua sifat terpuji bagi umat Islam, yakni jujur dan amanah.

Menurutnya nilai kejujuran dalam kehidupan sangat sulit untuk ditemukan, padahal sesuatu hal yang dilandasi kejujuran akan berakhair baik.

(Baca Juga : Empat Hal Penting Ini Mesti Dijaga Selama Berpuasa)

“Allah selalu mengingatkan dan mendorong kita untuk menanamkan kejujuran, insya Allah hadiahnya surga, bukan hanya surga diakhirat tapi juga sudah dunia berupa kedamaian dan ketentraman,” imbuhnya.

Dalam puasa ini pun, semua umat Islam akan berusaha menanamkan sifat jujur, jujur untuk tidak membatalkan puasa. Padahal sangat mudah untuk membatalkannya, tapi karena merasa dijaga Allah SWT. Maka sifat jujur itu lahir dan berusaha menjaganya. Sayangnya, ini hanya berlangsung puasa saja.

Kedua, sifat amanah. Amanah adalah sesuatu yang berat untuk dijalankan. Namun, selama berpuasa ini umat muslim akan melakukan seluruh aktivitasnya dengan amanah.

“Salah satu contoh adalah jangan membalas penghianatan seseorang dengan menghianatinya kembali, karena Allah SWT dan nabi Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan seperti demikian, jadi kita akan menjaga amanah itu,” kata Abdul. (A)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini