Meski Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Sultra di Atas Nasional

55
Kepala BPS Sultra, Atqo Mardiyanto
Atqo Mardiyanto

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat pertumbuhan ekonomi Sultra sepanjang 2016 sebesar 6,51 persen. Meski pertumbuhan ini lebih lambat dibanding 2015 lalu sebesar 6,88 persen, namun angka tersebut masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi secara nasional yang hanya tumbuh 5,02 persen.

Kepala BPS Provinsi Sultra Atqo Mardyanto mengatakan, pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha. Jasa keuangan merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 15,11 persen, diikuti oleh transportasi dan pergudangan sebesar 11,61 persen, dan perdagangan besar dan eceran sebesar 10,03 persen.

Kepala BPS Sultra, Atqo Mardiyanto
Atqo Mardyanto

“Tiga lapangan usaha utama di 2016 pertama pertanian, kehutanan dan perikanan 24,30 persen, pertambangan dan penggalian 19,35 persen dan konstruksi 14,02 persen,” jelas Atqo di Kantor BPS Sultra, Senin (6/2/2017).

BACA JUGA :  7 Keunggulan MacBook Air yang Membuatnya Jadi Pilihan Utama

Lebih lanjut Atqo menjelaskan sumber pertumbuhan ekonomi Sultra 2016 tertinggi pertanian sebesar 1,80 persen, kemudian perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1,22 persen, konstruksi sebesar 1,01 persen, industri pengolahan sebesar 0,54 persen.

Sementara produk domestik regional bruto (PDRB) dari sisi pengeluaran yang mendorong pertumbuhan ekonomi 2016 terjadi pada komponen konsumsi rumah tangga 6,13 persen, konsumsi LNPRT 4,47 persen, konsumsi pemerintah 2,03 persen, pembentukan modal tetap bruto 7,62 persen, dan perubahan inventori 18,10 persen.

BACA JUGA :  Realisasi Belanja Negara di Sultra Tahun 2023 Sebesar Rp29 Triliun

Kata Atqo, komponen lainnya mengalami kontraksi atau pengerutan seperti ekspor barang dan jasa sebesar minus 10,24 persen dan impor barang dan jasa minus 7,04 persen.

“Yang menjadi distribusi menurut pengeluaran didominasi komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga 49,58 persen, pembentukan modal tetap bruto 38,66 persen, dan konsumsi pemerintah 14,07 persen,” ungkapnya.

Sedangkan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi sebesar 3,13 persen, kemudian pengeluaran konsumsi rumah tangga 2,93 persen. Serta ekspor dan impor barang atau jasa menekan pertumbuhan dengan memberikan sumber masing-masing minus 1,11 persen dan minus 1,12 persen. (B)

 

Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini