Nyobeng Sebujit
ZONASULTRA.COM, BENGKAYANG – Ada tradisi unik di Bengkayang, Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Serawak Timur Malaysia. Yakni menampikan atraksi budaya upacara Nyobeng Sebujit akan berlangsung 15-17 Juni 2017. Diperkirakan, kegiatan ini bakal disambut antusias masyarakat setempat dan wisatawan mancanegara.
“Ritual Nyobeng bukan hanya memandikan tengkorak, tetapi melainkan manifestasi dari nilai-nilai yang diyakini masyarakat Dayak Bidayuh,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bengkayang, Made Putra Negara, Senin (12/6).
Menurut dia, melalui rangkaian upacara Nyobeng akan dilihat nilai-nilai keyakinan penghormatan terhadap leluhur, menghargai perbedaan, solidaritas sosial, dan ketaatan terhadap aturan dan adat istiadat. “Itu semua adalah warisan leluhur yang harus terus dipertahankan dan dikembangkan, karena budaya merupakan karakter bangsa kita,” kata dia.
Upacara Nyobeng sendiri berpusat di dusun Hlu Buei, Desa Sebujit, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Nyobeng berasal dari kata Nibakng yang merupakan ritual adat ucapan syukur atas panen berlimpah dan juga ritual memandikan kepala hasil “ngayau” (memotong kepala musuh) dulu.
“Ngayau merupakan tradisi perang dan mengambil kepala musuh untuk di bawa pulang ke desa sebagai bukti kemenangan. Sekarang tradisi mengayau sudah tidak dilakukan lagi. Upacara ini cukup mengharukan dan berlangsung selama tiga hari, mulai 15-17 Juni,” ungkap Made.
(Baca Juga : Festival Dragon Boat Pertama Kali di Bali Diserbu Wisman 9 Negara)
Tradisi ini dimulai dengan ritual penyambutan, setelah itu kepala akan disimpan di atas bambu yang ada disebelah balug (Rumah adat yang kebanyakan berbentuk betang panjang), kemudian para pejuang akan memanjat bambu dengan posisi terbalik untuk menunjukkan kekuatan mereka.
Setelah itu, kepala akan di simpan di kotak kayu. Kotak kayu akan disimpan di atas bumbung balug. Kepala ini diyakini akan menjadi penjaga kampung serta harus dimandikan dan diberi sesaji sebagai bentuk penghormatan
“Inti ritual ini adalah ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa (Tipaiakng) dalam bahasa suku Dayak Bidayuh, atas berkat panen padi yang melimpah, ini merupakan tujuan sesungguhnya dari ritual Nyobeng itu sendiri,” jelas Made.
Kabupaten Bengkayang berada di wilyah Provinsi Kalimantan Barat, letaknya di bagian utara Kalimantan Barat yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Sambas bersama dengan Kota Singkawang yang berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, Kabupaten Bengkayang yang secara geografis berbatasan langsung dengan negara Malaysia dinilai memiliki daya tarik tersendiri dan sangat strategis untuk pengembangan pembangunan pariwisata berbasis crossborder.
(Baca Juga : Festival Bakar Tongkang, 47.000 Wisatawan Serbu Riau)
Apalagi sejak Kemenpar menghidupkan crossborder tahun 2016 yang lalu, wilayah perbatasan menjadi destinasi yang lumayan bagus. “Belajar dari banyak negara di Eropa yang maju karena crossborder,” ungkap Menpar Arief Yahya.
Tahun ini crossborder area juga menjadi target perolehan wisman. Karena itu, berbagai event digelar untuk menghidupkan wilayah perbatasan dengan berbagai festival. “Basis budaya itu penting. Ingat, budaya itu semakin dilestarikan semakin mensejahterakan,” ungkap Arief Yahya.
“Wisman di crossborder akan segera mengangkat perekonomian rakyatnya terutama masyarakat Bengkayang. Perbatasan adalah halaman depan rumah kita, untuk Bengkayang, perbaikan infrastruktur harus dilakukan sambil terus berpromosi yang baik untuk pariwisata perbatasan,” pungkasnya. (*)