Ongkos Pesawat Termurah Kendari-Makassar Jelang Lebaran Mencapai Rp.630 Ribu

1307
Ilustrasi Tiket Pesawat
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi telah menetapkan penuruan Tarif Batas Atas (TBA). Dengan terbitnya SK tersebut, akan ada penyesuaian harga tiket mulai hari ini. Penurunan TBA yang diputuskan pemerintah sendiri berkisar 12-16 persen.

Untuk diketahui, berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan sebelumnya nomor 72 tahun 2019 berlaku tanggal 1 April 2019 tarif batas bawah (TBB) Kendari-Makassar Rp300 ribu dan tarif batas atas (TBA) Rp856 ribu. Harga ini berlaku untuk semua maskapai penerbangan jenis pesawat jet.

Sehingga dengan adanya aturan baru ini, maka tarif batas yang di SK sebelumnya tidak berlaku lagi. Apabila dihitung 16 persen dari Rp856 ribu maka TBA akan menjadi Rp719 ribu, namun jika dihitung 12 persen saja maka TBA Rp753 ribu sedang TBB tetap Rp300 ribu.

Baca Juga : Tiket Pesawat Mahal, Pelindo IV Prediksi Arus Mudik Meningkat 30 Persen

Zonasultra saat melakukan pengecekkan ongkos pesawat dari Kendari- Makassar, Jumat (17/5/2019) pagi untu penerbangan 31 Mei mendatang atau H-7 lebaran Idul Fitri harga tiket pesawat Lion Air berada diangka Rp634 ribu dan Rp714 ribu.

Sedangkan, harga tiket pesawat Citilink Rp843 ribu, Garuda Rp849 ribu dan Sriwijaya Air Rp882 ribu.

BACA JUGA :  7 Keunggulan MacBook Air yang Membuatnya Jadi Pilihan Utama

Kemudian, untuk jadwal penerbangan tanggal 2 Juni mendatang atau H-4 lebaran harga tiket pesawat Lion Air Rp634 ribu, Batik Air Rp920 ribu, Garuda Rp849 ribu, Citilink Rp834 ribu dan Sriwijaya Air Rp882 ribu.

Rute penerbangan Kendari-Jakarta pun untuk jadwal penerbangan yang sama harga tiket Lion Air berkisar Rp1,9 juta, Garuda Rp2,3 juta, Citilink Rp2,3 juta, Batik Rp2,4 juta, Sriwijaya Rp3 juta.

Baca Juga : Pelindo IV Kendari Sediakan 350 Tiket Kapal Mudik Gratis

Sebelumnya, Manager Lion Air Kendari Hendra DJ mengatakan, untuk menurunkan harga tiket pesawat tidak dapat dilakukan serta merta. Sebab, maskapai sendiri memiliki perhitungan apakah penuruan harga tiket ini tidak menimbulkan kerugian atau perhitungannya masih masuk akal.

Namun, melihat kondisi cost operasional yang begitu besar saat ini. Tekanan penurunan harga tiket tidak dapat dilakukan begitu saja.

“Cukup berat, apa-apa saat ini harga naik. Dan paling terasa itu adalah kenaikan dollar, belum lagi cost untuk bahan bakar. Jadi harapannya pemerintah bisa mencari solusi yang lebih baik,” ungkap Hendra saat dihubungi melalui sambungan WhatsApp Mesengger beberapa waktu lalu.

Sedangkan, Branch Manager PT Garuda Indonesia Branch Office Kendari Tomy Chrisbiantoko mengatakan, masyarakat yang melakukan booking tiket lebih awal atau mendekati hari keberangkatan kemungkinan besar harga tiketnya tidak akan jauh berbeda.

BACA JUGA :  Realisasi Belanja Negara di Sultra Tahun 2023 Sebesar Rp29 Triliun

“Pada prinsipnya kenaikan jumlah penumpang di mudik lebaran ini tergantung pada demand (permintaan) dan supply (penawaran). Apabila demand turun karena harga yang tidak pas, maka supply (penawaran) akan dikurangi,” jelas Tomy.

Soal penuruan harga, ia berbicara biaya operasional maskapai sekitar 70 persen itu bersumber dari bahan bakar, maintenance, dan leasing (pembiayaan). Sehingga kalau melihat rasional cost tidak masuk dalam hitungan bisnis, maskapai tidak mau terbang rugi.

Dikutip dari Detik.com, Budi menegaskan tidak mengizinkan pihak maskapai untuk mengambil surcharge atau tuslah. Biasanya, dari tahun ke tahun maskapai selalu mengenakan tuslah untuk bisa menutup kenaikan biaya produksi saat peak season.

Tuslah adalah biaya tambahan. Biaya tambahan ini dikenakan untuk mengkompensasi kenaikan biaya operasi yang dialami maskapai selama peak season dalam hal ini ketika musim mudik lebaran.

Langkah inipun dilakukan agar harga tiket pesawat terbang dapat terjangkau masyarakat selama musim mudik Lebaran. (A)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini