ZONASULTRA.COM, KENDARI– Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Agustus 2018 mencatatkan deflasi sebesar 1,62 persen (month to month/mtm). Pencapaian ini jauh lebih baik dibandingkan periode sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 0,81 persen (mtm).
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Sultra Minot Purwahono mengatakan, deflasi tersebut disebabkan oleh berlanjutnya penurunan harga pada kelompok bahan makanan khusus ikan segar dan sayur-sayuran serta penurunan tarif angkutan udara.
Meskipun demikian, masih terdapat bahan makanan yang mengalami peningkatan harga yaitu komoditas beras, tomat buah, tomat sayur dan cabai rawit.
Secara spasial, Kota Kendari dan Kota Baubau mencatatkan deflasi masing-masing sebesar 1,29 persen (mtm) dan 2,49 persen (mtm). Dengan kondisi tersebut, inflasi tahunan Sultra tercatat sebesar 1,53 persen year on year (yoy). Dengan inflasi tahunan untuk Kota Kendari sebesar 1,47 persen (yoy) dan Kota Baubau sebesar 1,74 persen (yoy).
Sementara secara nasional pada Agustus 2018 pergerakan harga umum mencatatkan deflasi sebesar 0,05 persen (mtm) dan secara tahunan tercatat sebesar 3,20 persen (yoy). Capaian inflasi tersebut masih dalam rentang sasaran inflasi tahun ini sebesar 3,5 ± 1%.
Kemudian, berdasarkan disagregasi komponen inflasinya, deflasi yang terjadi didorong oleh penurunan tekanan harga pada semua kelompok yaitu volatile food, administered price, dan inflasi inti.
Semakin kondusifnya cuaca di wilayah Sultra mendorong penurunan tekanan harga pada kelompok komoditas bahan makanan bergejolak volatile food, khususnya kelompok ikan segar dan sayur-sayuran yang mencatatkan deflasi pada Agustus 2018.
Komoditas ikan segar yang tercatat mengalami penurunan harga diantaranya adalah ikan cakalang, kembung, layang, dan ekor kuning yang masing-masing mencatatkan deflasi sebesar 20,23 persen (mtm), 18,10 persen (mtm), 0,15 persen (mtm), dan 0,06 persen (mtm).
Komoditas sayur-sayuran yang mengalami deflasi adalah kangkung, bayam, sawi hijau, dan kacang pajang masing-masing sebesar 25,76 persen (mtm), 15,00 persen (mtm), 32,75 persen (mtm) dan 7,41 persen (mtm). Namun deflasi yang lebih besar pada kelompok volatile food tertahan oleh inflasi pada komoditas tomat buah, tomat sayur, cabai rawit, daging ayam ras, dan beras.
Pada Agustus 2018 juga kelompok administered price mencatatkan deflasi. Penurunan tekanan harga pada kelompok administered price terutama disebabkan oleh deflasi yang terjadi pada tarif angkutan udara sebesar 16,92 persen (mtm).
Penurunan harga tarif angkutan udara tersebut disebabkan karena normalisasi harga setelah berlalunya periode peak season. Deflasi ini terjadi baik di Kota Kendari maupun Kota Baubau masing-masing sebesar 8,93 persen (mtm) dan 24,62 persen (mtm).
Inflasi kelompok inti pada Agustus 2018 juga tercatat mengalami deflasi. Penurunan harga umum tersebut terutama didorong oleh deflasi yang terjadi pada komoditas baju muslim sebesar 9,76 persen (mtm) dan kemeja pendek katun sebesar 16,07 persen (mtm). Kondisi tersebut terjadi karena normalisasi permintaan masyarakat pasca berlalunya Hari Raya Lebaran.
Secara umum, upaya pengendalian inflasi terus dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sultra untuk meningkatkan koordinasi dalam rangka mendorong terwujudnya kerjasama antar daerah di Sultra, terutama setelah mendapatkan arahan Presiden RI dalam forum Rapat Koordinasi Nasional TPID IX.
Peningkatan infrastruktur penghubung antar daerah dan pembangunan pasar pengumpul di daerah akan terus dilakukan dalam upaya mengurangi biaya transportasi dalam kegiatan perdagangan antar daerah.
“Koordinasi yang telah terjalin dengan satgas pangan dalam melakukan pengawasan peredaran barang juga akan terus ditingkatkan untuk mencegah penimbunan barang,” kata Minot dalam rilis tertulis BI Sultra, Selasa (4/9/2018).
Salah satu bentuk kerja nyata TPID Sultra pada Agustus 2018 adalah sidak pasar bekerjasama dengan Satgas Pangan sebelum Hari Raya Iduladha pada 18 Agustus 2018 yang dipimpin langsung Wakil Ketua TPID beserta Polda Sultra, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra, Dinas Ketahanan Pangan Sultra, dan Bulog Divre Sultra. (B)