Peduli Lingkungan, Zenith SCA Kendari Tanam 1.000 Bibit Mangrove di Teluk Kolono Konsel

114
Peduli Lingkungan, Zenith SCA Kendari Tanam 1.000 Bibit Mangrove di Teluk Kolono Konsel
Pencinta Alam dan Lingkungan Hidup (KPA-LH) Zenith Sulawesi Cinta Alam (SCA) Kendari melakukan penanaman Mangrove di Teluk Kolono, Desa Ngawali, Kecamatan Kolono Timur, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi lingkungan sekitar yang dianggap telah mengalami kerusakan. (Istimewa)

ZONASULTRA.ID, KENDARI – Kelompok Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup (KPA-LH) Zenith Sulawesi Cinta Alam Kendari melakukan penanaman mangrove untuk pemulihan ekosistem dan mitigasi lingkungan di Teluk Kolono, Desa Ngapawali, Kecamatan Kolono Timur, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kegiatan penanaman yang dilakukan pada Sabtu (1/10/2022) tersebut melibatkan 30 orang anggota Zenith Sulawesi Cinta Alam Kendari, dibantu warga dan karang taruna setempat.

Ketua KPA-LH Sultra Faisal mengatakan, pertimbangan awal memilih Desa Ngapawali sebagai tempat penanaman mangrove karena berdasarkan hasil survei, kerusakan lingkungan di wilayah itu sudah sangat parah sehingga untuk mengantisipasi kerusakan semakin meluas maka mereka berinisiatif melakukan penanaman mangrove kembali.

Selain sebagai bentuk sosialisasi pada masyarakat, juga untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat sekitar dalam hal penghasilan dari segi perikanan serta mengajak masyarakat untuk kembali peduli lingkungan sekitar.

BACA JUGA :  Kini Bebas dari Penjara, ADP Pilih Fokus Berbisnis

“Dalam kegiatan ini kami melibatkan aparatur desa pemerintah setempat, karang taruna sekaligus masyarakat. Tujuannya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat betapa pentingnya mangrove, utamanya di bibir pantai karena tanpa adanya mangrove di bibir pantai banyak hal yang bisa terjadi utamanya abrasi pantai,” katanya melalui keterangan tertulis.

Selain itu, kata Faisal, kurangnya hasil tangkapan masyarakat karena semakin kurangnya mangrove maka ekosistem yang ada di laut makin ke dalam. Jadi, masyarakat untuk mencari ikan butuh jarak tempuh yang lebih jauh. Tetapi dengan adanya mangrove, ikan-ikan dapat mencari makanan yang lebih dekat dari bibir pantai.

Kepala Desa Ngapawali Awaluddin menyambut baik aksi tersebut. Dirinya mengatakan kegiatan penanaman mangrove tersebut sangat diapresiasi pemerintah setempat. Karena dia tahu ini hanyalah sebuah kelompok pecinta alam dan lingkungan yang melakukan penanaman mangrove dan sumber dananya sebagian besar dari swadaya anggota.

BACA JUGA :  KPAI Kritisi Indikator Kota Ramah Anak di Kendari

Ia berharap kegiatan itu akan berlanjut terus dan tidak berhenti begitu saja. Sebab, masih ada bagian pantai yang sudah gundul akibat mangrove yang ditebang warga.

“Adapun kondisi mangrove dibandingkan dulu katanya di sini itu penuh dia punya mangrove, yang melakukan pengrusakan mangrove itu kan masyarakat sendiri secara sadar, jadi mereka melakukan penebangan itu sebagai bahan pembuat perahu,” ungkap Awaluddin.

Diketahui hutan mangrove memiliki fungsi yang sangat besar bagi lingkungan hidup kita di antaranya sebagai tumbuhan yang mampu menahan arus air laut yang mengikis daratan pantai. Dengan kata lain tumbuhan mangrove mampu menahan air laut agar tidak mengikis tanah di garis pantai. (B)

 


Kontributor: Yudin
Editor: Jumriati