ZONASULTRA.COM, MAKASSAR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) menghimbau seluruh perusahaan tambang yang akan membangun Smelter di Bumi Anoa agar menggunakan tenaga listrik yang disediakan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat (Sulselrabar).
Kepala Dinas Penanaman Modal Daerah Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMD-PTSP) Provinsi Sultra Masmuddin mengatakan, persoalan listrik di Sultra saat ini menjadi salah satu penghambat iklim investasi, sebab sudah banyak perusahaan yang akan masuk tapi terkendala dengan tenaga listrik yang belum memadai.
Namun, menurut mantan Pjs Bupati Kolaka itu, dengan adanya penandatangan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) antara PT. PLN (Persero) wilayah Sulselrabar dan PT. Ceria Nugraha Indotama (CNI) membuktikan bahwa PLN saat ini sudah mampu menyediakan pasokan listrik dalam jumlah besar.
(Baca Juga : Komit Bangun Smelter, PT Ceria jadi Pelanggan Premium Platinum PLN dengan Daya 118 Juta VA)
“Kita harus bangga dengan PLN karena sudah menjawab tantangan dari iklim investasi di Sultra, semoga PT CNI menjadi pionir bagi perusahaan tambang lain untuk menggunakan jasa listrik PLN,” ungkap Masmuddin saat memberikan sambutan dalam acara tersebut, Rabu (4/7/2018) di Kantor PLN Wilayah Sulselrabar, Makassar.
Ia pun menilai, sangat rugi jika perusahaan tambang yang akan mendirikan Smelter harus membangun sendiri pembagkit listriknya. Sebab, itu membutuhkan dana yang besar serta perawatan yang intensif.
“Kami pemerintah pada dasarnya tidak ada kewenangan mengharuskan setiap perusahaan yang masuk di Sultra harus memakai jasa PLN, sebab ada juga mereka yang ingin membangun sendiri atas perhitungan mereka sendiri, kita hanya sekedar menghimbau,” tukasnya.
Meski begitu, jika PLN meminta pihak pemerintah daerah untuk menfasilitasi dengan pihak perusahaan tambang yang ada di Sultra dan berencana membangun Smelter, pihaknya siap untuk itu. Misalnya, melakukan kunjungan ke perusahaan PT. MBG Group yang ada di Konawe Utara (Konut).
“Tinggal lapor dan koordinasi ke kita, kita jalan dan fasilitasi, apalagi ini demi kepentingan bersama disamping untuk berbicara bisnis. Tapi Imbasnya ke perekonomian kita sendiri,” jelas Masmuddin.
Manager Area PLN Kendari Eryan Saputra menjelaskan, saat ini baru tiga perusahaan tambang di Sultra yang sudah menandatangani kerjasama dengan PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar yakni PT Bintang Smelter Indonesia (BSI) Konawe Selatan (Konsel) dengan besar daya 320 mega watt ampere (MWA).
PT CNI Kolaka dengan besaran daya 300 MWA dan PT Macika Mineral Industri yang beroperasi di Kecamatan Palangga Selatan, Konsel sebesar 25 MWA. Sistem penyaluran akan dilakukan secara bertahap sebanyak tiga kali mulai dari tahun 2019 hingga 2021 hingga seluruh daya yang diminta berdasarkan MoU terpenuhi.
“Alhamdulilah dari ketiganya diatas, baru PT CNI yang menandatangani SPJBTL. Artinya ini bentuk keseriusan mereka dan kepercayaan mereka kepada PLN,” tukasnya.
Pihaknya pun berharap perusahaan yang sudah menandatangani MoU dapat segera juga melakukan hal yang sama dan perusahaan yang belum sama sekali menggunakan jasa PLN dapat menjadi pelanggan.
Data Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Dinas Penanaman Modal Daerah (DPMD) PTSP Provinsi Sultra saat ini ada 35 industri smelter dan 7 unit usaha yang terdiri dari pabrik pemecah batu, pengolahan aspal, pelabuhan, serta rumah sakit yang ingin mengembangkan usahanya di Sultra. (A)