ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sejak tahun 2020 Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) telah mengajukan permohonan bantuan anggaran bibit dan pembukaan lahan untuk tanaman porang. Total kurang lebih 200 hektare (ha) diproyeksi akan jadi lahan pengembangan komoditas ini. Adapun yang terdata saat ini belum sampai 100 ha.
“Dari tahun 2020 sudah kita ajukan, tapi sampai sekarang belum turun juga itu bantuan, kalau tidak turun sasaran gubernur bagaimana di anggaran perubahan, minimal paling tidak berarti di tahun berikutnya harus dimaksimalkan,” ujar Kepala Dinas (Kadis) Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sultra, Muhammad Djudul di Kendari, Kamis (18/3/2021).
Djudul juga mengatakan bahwa langkah yang akan dilakukan saat ini adalah pembentukan tim. Tim itu nantinya akan bekerja mengidentifikasi petani yang memang telah melakukan pengembangan porang di berbagai daerah.
Tim ini juga akan bekerja mengevaluasi secara kewilayahan tentang daerah mana yang pas untuk ditanami porang. Hal ini dilakukan agar petani di Sultra tidak hanya ikut-ikutan yang ternyata kualitas tanahnya tidak cocok.
Djudul menjelaskan bahwa sudah ada beberapa daerah yang telah melakukan pengembangan komoditas porang di antaranya Konawe Selatan (Konsel), Buton, Bau-bau, dan Konawe kepulauan (Konkep). Untuk daerah yang cocok ditanami porang, Djudul menyebut Konsel sebagai salah satu daerah yang termasuk.
Baca Juga :
Gubernur Ali Mazi Siap Bantu Budidaya Porang
” Untuk sementara yang prospeknya bagus itu Konsel, tepatnya di Moramo, bahkan di pertemuan kemarin ada yang sudah memberikan harapan untuk peningkatan kesejahteraan mereka,” ucapnya.
Ketika masyarakat telah menananam porang, persoalan atau permasalahan yang akan dihadapi ke depannya adalah masalah pemasaran. Kata dia, pemerintah harus hadir untuk bermitra atau mencarikan penjamin sehingga harga tidak akan turun meskipun produk akan mengalami kenaikan.
“Saat ini masyarakat masih berusaha sendiri dalam pemasaran, inilah yang akan kita lakukan untuk membantu mereka sehingga masyarakat terkawal, dari sisi produksi, kualitas, harga juga agar tidak dipermainkan” pungkas Djudul. (C)
Penulis : M11
Editor: Muhamad Taslim Dalma