Pengungsi di Konawe Mulai Terserang Penyakit dan Butuh MCK

103
banjir konawe, sulawesi tenggara
BANJIR KONAWE - Bencana banjir yang menerjang Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) sejak sepekan lalu tidak hanya merendam ribuan rumah warga, fasilitas umum milik pemerintah, serta lahan pertanian. (Foto: Dok/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Sebanyak 741 warga Desa Ahuawatu, Lalonggotomi, dan Desa Laloika, Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang masih bertahan di tenda pengungsian kini mulai terserang berbagai macam penyakit.

Warga ketiga desa ini masih terus bertahan di tengah kepungan banjir yang belum surut. Mereka enggan dievakuasi karena takut harta benda mereka dijarah.

Sekretaris Desa (Sekdes) Ahuawatu Misbahudin menjelaskan, saat ini kondisi pengungsi di desanya mulai terserang penyakit, seperti muntaber, batuk, infeksi pernapasan, serta kutu air.

Baca Juga : Korban Banjir Konut Ulangan Semester di Tenda Pengungsian

“Desa kami hanya 60 persen terendam, cuma akses untuk keluar desa itu sudah tidak ada kecuali naik perahu. Selain warga kami, ada juga warga desa tetangga (Lalonggotomi dan Laloika) yang juga mengungsi di sini,” kata Misbahudin, Jumat (21/6/2019).

Menurut Misbahudin, saat ini para pengungsi sangat membutuhkan air bersih dan kakus (MCK). Sebab, para pengungsi terpaksa membuang tinja sembarangan dan memunculkan bau tidak sedap.

“Kami sangat membutuhkan MCK, karena warga sudah sembarangan membuang kotoran. Dan ini juga yang akhirnya menimbulkan penyakit,” kata Misbahudin.

Selain aroma tinja manusia, pengungsi juga sudah mulai mencium bangkai ternak ayam potong dari kandang ayam yang terendam banjir.

Baca Juga : Wabup Konawe Kunjungi Pengungsi Banjir di Kecamatan Pondidaha

Meski begitu, Misba, sapaan akrabnya menyebut warga masih tetap tidak mau dievakuasi ke tempat yang lebih aman dengan alasan tidak mau meninggalkan harta benda mereka.

Pantauan zonasultra, Desa Ahuawatu, Lalonggotomi, dan Desa Laloika, Kecamatan Pondidaha, masih tergenang banjir dengan ketinggian air sekitar 1 meter. Akses untuk ke wilayah ini juga sudah tidak dapat diakses oleh kendaraan jenis apapun karena jalan terendam banjir. (b)

 


Kontributor: Restu Tebara
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini