Pentingnya Platform Digital: Belajar dari Kisah Pizza Umi Kendari yang Melesat di Tengah Pandemi

Pentingnya Platform Digital: Belajar dari Kisah Pizza Umi Kendari yang Melesat di Tengah Pandemi

ZONASULTRA.COM, KENDARIPizza yang terkenal sebagai kuliner khas Italia dapat ditemukan dengan mudah di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Dengan hanya menggerakkan jari di ponsel pintar (smartphone), makanan ini dapat dipesan melalui fitur GoFood di aplikasi Gojek.

Salah satu yang muncul di aplikasi itu adalah Pizza Umi Kendari dengan rating bintang 4.7 disertai berbagai komentar pelanggan yang menyebut rasa pizzanya enak. Berbagai aneka menu tersedia dari yang paling laku seperti pizza full sosis hingga beberapa menu pilihan yang sedang promo. Pilihan harganya pun beragam dari Rp28 ribu hingga Rp63 ribu.

Pizza Umi memiliki tiga cabang penjualan yang tersebar di dalam kota ini. Satu gerai induk sebagai pusat produksi adalah yang beralamat di Jalan Melati Kelurahan Kadia, Kecamatan Wuawua. Untuk datang langsung, setelah sampai di Jalan Melati masih harus masuk ke salah satu lorong kecil yang lebarnya 1,5 meter. Gerai pizza itu berada di dalam lorong itu, tepat di sebuah bangunan indekos bernama “Kos Hamzah”.

Lorong sempit sepanjang 100 meter itu hanya dapat dilewati pejalan kaki dan kendaraan roda dua. Meski mobil tak bisa masuk, motor kurir ojek online (ojol) tampak dengan mudah lalu lalang. Mereka mengambil pesanan tepat di depan pintu salah satu kamar kos yang dijadikan dapur Pizza Umi.

Usaha rumahan itu dikelola oleh Musni Husain (41) bersama istrinya, Lis Mayasari (34). Mereka memang menjalankan usaha kuliner di rumah kos milik mereka. Dua kamar kos di bagian depan bangunan itu dijadikan dapur pembuatan pizza sedangkan kamar-kamar kos lainnya ada yang mereka tinggali sendiri dan ada pula yang disewakan.

Pentingnya Platform Digital: Belajar dari Kisah Pizza Umi Kendari yang Melesat di Tengah Pandemi
PIZZA UMI – Musni Husain (41) bersama istrinya, Lis Mayasari (34) di salah satu kamar kos, Kota Kendari, Kamis 11 November 2021. Mereka menjalankan usaha kuliner pizza. (Muhamad Taslim Dalma/ZONASULTRA.COM).

Setiap hari mereka mulai melayani pukul 09.00 pagi hingga pukul 22.00 malam dari dua kamar kos yang setiap kamarnya hanya berukuran 3 x 4 meter. Kamar bagian depannya terdapat oven dan kamar di belakangnya jadi tempat pembuatan adonan pizza.

Seperti yang tampak pada Kamis, 11 November 2021, pukul 10.00 sudah ada dua kurir GoFood yang mengantre pesanan pizza. Masing-masing kurir itu menunggu sekitar 10 menit sebelum akhirnya Lis Mayasari mengeluarkan pizza yang sudah matang dari dalam oven lalu mengemasnya. Oven besar dengan panjang 1,5 meter dan lebar 1 meter itu mampu memanggang 8 pizza sekaligus.

Fokus Bikin Pizza

Rumah kos berlantai tiga dengan puluhan kamar tersebut adalah sisa kejayaan Musni satu dekade yang lalu. Musni dulunya seorang pengusaha hasil bumi yang tergolong sukses tapi kemudian terpuruk. Merintis usaha kuliner adalah bagian dari upayanya untuk bangkit. Bersama sang istri, Musni fokus pada satu jenis makanan yakni pizza.

Musni pertama kali masuk di usaha kuliner pada 2018 lalu setelah sebelumnya gagal dalam usaha budi daya tanaman nilam di Kabupaten Muna. Musni dengan dukungan sang istri lalu mencoba beberapa jenis kuliner seperti nasi kuning hingga ayam geprek. Setelah melihat respon pasar yang besar terhadap pizza, mereka pun fokus pada satu jenis itu saja.

“Inisiatif untuk bikin pizza itu karena anak saya suka makan pizza. Dulu itu selalu kita jadwalkan ke mall hanya untuk makan pizza. Saya jadi berpikir kok ini sepertinya bahannya biasa saja tapi harganya lumayanlah. Makanya kenapa tidak kita buat sendiri dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat kota,” tutur Musni di dapur Pizza Umi.

Dengan dasar pemikiran tersebut, berbagai aneka produk pizza dikembangkan oleh sang istri yang sejak dulu gemar membuat kue. Metode-metode yang ada di Youtube dan berbagai situs masak dipelajari lalu dikembangkan sesuai dengan selera warga Kendari. Sementara Musni fokus mengurus pekerja, pemasaran, dan keuangan.

Karena berada di lokasi yang sama sekali tidak strategis dan keterbatasan modal maka mereka sejak awal memasarkan pizza secara online. Dengan cara ini, Musni tak perlu menyediakan fasilitas makan di tempat karena hanya perlu diantarkan lewat kurir ojol yang saat itu sudah ada di Kendari.

Model yang demikian membuatnya menerapkan konsep “dapur di depan” untuk semua gerainya. Maksudnya pelanggan yang datang langsung melihat proses pembuatan adonan pizza hingga pemanggangan di oven.

Konsep seperti itu lebih sederhana dan cukup efisien untuk usaha yang fokus pada pemasaran secara online. Selain itu, Musni bisa berhemat karena tidak perlu menyewa tempat yang strategis seperti toko kuliner atau resto konvensional.

Hingga akhir 2019, omzet penjualan Pizza Umi baru sekitar 30 sampai 40 paket per hari. Namun ketika ada pandemi Covid-19 awal tahun 2020, pelanggan meningkat tajam dan terus bertambah hingga kini pandemi mulai redup.

Pentingnya Platform Digital: Belajar dari Kisah Pizza Umi Kendari yang Melesat di Tengah Pandemi
Aneka ragam pizza di gerai Pizza Umi Kendari yang ada di platform digital Gojek pada layanan GoFood. (Sumber foto: GoFood)

“Jadi titik baliknya itu justru saat mulai Covid tahun 2020 bulan Maret. Itu memang jadi momentum, yang usaha offline baru belajar online, sementara kita sudah pengalaman online,” ucap Musni.

Dengan meningkatnya permintaan secara online itu, maka Musni mulai memperbaharui dan menambah peralatan seperti oven dan mesin pengaduk. Pada saat pandemi itu juga, Pizza Umi membuka tiga cabang gerai.

Jumlah pekerja pun langsung ditambah, dari yang sebelumnya hanya Musni dan sang istri. Selama pandemi mereka terus merekrut pekerja hingga kini sudah berjumlah 15 orang. Para pekerja di 4 gerai ini dibagi dalam dua sif, ada yang masuk pagi, dan ada yang sore.

Penjualan mereka dari 4 titik gerai di Kota Kendari kini rata-rata mencapai 200 paket pizza per hari. Dengan penjualannya yang terus meningkat, maka omzet per pekannya mencapai Rp40 juta sampai Rp50 juta per pekan.

Untuk mencapai omzet sebesar itu tidak terlepas dari cara pengelolaan Musni. Dengan empat gerai ini, Musni membentuk rantai pasok yang saling terhubung untuk dapat memenuhi permintaan dari berbagai titik di Kota Kendari. Pusatnya ada di gerai induk yang membuat adonan lalu didistribusi untuk kebutuhan semua gerai.

Sementara terkait pemenuhan bahan-bahan pembuatan pizza, Musni kadang harus mencari di luar daerah sebab tidak tersedia di Kota Kendari. Bahan seperti mozzarella dan jamur dipesannya dari seorang importir di Makassar dan dus paket pizza dipesannya di Surabaya.

“Itu yang suplai dus, saya cari distributor lewat internet. Ketemu hanya secara online, tidak pernah ketemu muka padahal sudah setahunan. Begitu pula yang suplai mozzarella tidak pernah ketemu hanya komunikasi online saja,” ujar Musni.

Dalam menjalankan usaha Musni menekankan pentingnya menampung kritikan konsumen untuk kemudian dilakukan perbaikan. Dari kritikan dan keluhan yang masuk, Musni mengembangkan aneka produk pizza yang disukai dan mendapatkan banyak konsumen langganan. Total sudah ada 14 jenis pizza dengan beberapa yang masuk kategori best seller, di antaranya pizza daging jamur sosis, pizza full sosis, dan pizza sosis jagung manis.

Musni memiliki target jangka panjang untuk menambah gerai di Kendari bahkan akan berekspansi sampai ke Makassar, dan ke tingkat nasional. Dia optimis dengan konsep usahanya saat ini dapat membuat Pizza Umi terus berkembang.

Platform Digital bagi Pizza Umi

Salah satu faktor perangsang berkembangnya Pizza Umi adalah platform digital Gojek dari PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. Pizza Umi merupakan Mitra Usaha Gojek yang mengandalkan fitur GoFood (layanan pesan antar makanan) sebagai sarana memasarkan pizza.

Musni mulai menjadi Mitra Usaha Gojek sejak Agustus 2019, ketika itu dia didatangi oleh pihak Gojek yang memperkenalkan aplikasi GoBiz. Musni yang sadar pentingnya penggunaan platform digital langsung mau menggunakan GoBiz sebagai super app dalam ekosistem Gojek khusus untuk mitra usaha.

Lewat aplikasi terintegrasi itu, Musni mengelola gerai Pizza Umi yang ditampilkan ke pengguna aplikasi Gojek melalui fitur GoFood. Selain itu, masih ada fitur-fitur Gobiz lainnya seperti terkait pilihan metode pembayaran hingga soal promo ke pelanggan.

Pengalaman berkesannya adalah ketika hari pertama menggunakan Gobiz, dia langsung mendapatkan orderan dari pelanggan. Sejak saat itu, Musni terus menggunakannya dan merasa sangat terbantu dalam mengembangkan usaha. Bahkan pada 2020 lalu, Pizza Umi mendapat predikat “Super Partner” dari Gojek.

“Dengan menjadi Super Partner keuntungan yang saya dapat kadang diskon ongkir, dan sering juga dapat voucer promo untuk pelanggan kami,” ujar Musni.

Memang, kata Musni, menggunakan aplikasi itu tidaklah gratis tapi ada bagi hasil dari penjualan sebesar 20 persen untuk pihak Gojek. Namun hal itu bukanlah persoalan karena dia masih tetap untung dengan mengatur harga jual. Apalagi, dari hasil bagi keuntungan itu dapat digunakan Gojek untuk meningkatkan layanannya dan menambah penggunanya.

“Lewat aplikasi itu selain dapat uang dari keuntungan penjualan juga Pizza Ummi dapat promosi gratis. Begitu orang masuk GoFood ada terpampang nama Pizza Umi di situ lengkap dengan daftar menunya. Ini lebih baik daripada harus pasang iklan di media sosial,” ujar Musni yang merupakan lulusan Teknik Sipil ITS Surabaya.

Musni memperkirakan pengguna layanan itu akan terus bertambah meski pandemi nantinya akan berakhir. Sebab tak hanya karena sedang tren saat ini tapi juga dari waktu ke waktu masyarakat semakin dimudahkan dengan layanan digital. Dia optimis platform digital seperti Gojek akan lebih prospektif di masa depan.

Ekosistem Gojek

Layanan Gojek membentuk suatu ekosistem yang sistematis yaitu pelanggan, produsen, dan kurir. Semua saling terhubung dalam satu ekosistem Gojek, bahkan kini berkembang dengan adanya Bank Jago dan mergernya Tokopedia.

Ekosistem itu membuat produsen seperti Pizza Umi hanya perlu fokus pada membuat permintaan sesuai orderan yang masuk di aplikasi Gobiz. Peran lain dijalankan para kurir atau mitra driver Gojek yang siaga di berbagai titik dalam Kota Kendari.

Salah satu Mitra Driver Gojek yang biasa mendapat notifikasi untuk mengambil pesanan di Pizza Umi adalah Edi karena sering beroperasi di sekitar tempat itu. Dibanding mengantar penumpang yang menggunakan layanan GoRide, dia lebih senang mengantar orderan GoFood karena lebih ringan dibawa meskipun kadang harus menunggu pesanan dibuat. Namun ada juga rekannya yang lebih senang mengantar penumpang karena prosesnya cepat.

Agar mendapatkan orderan GoFood, Edi biasanya mulai keluar pukul 10.00 pagi. Pada waktu ini sudah mulai ada orderan GoFood, salah satunya pengambilan di Pizza Umi. Edi yang mendapat notifikasi langsung memprosesnya dengan menuju lokasi pengambilan dan di saat bersamaan Pizza Umi juga langsung membuat pesanan pelanggan.

Pentingnya Platform Digital: Belajar dari Kisah Pizza Umi Kendari yang Melesat di Tengah Pandemi
Lis Mayasari memberikan paket pizza pesanan pelanggan kepada Edi selaku kurir GoFood, pada Kamis 11 November 2021. (Muhamad Taslim Dalma/ZONASULTRA.COM)

Dalam prosesnya, Pizza Umi membutuhkan waktu sekitar 25 sampai 30 menit sejak pemesanan hingga pizza matang di oven. Edi yang sampai biasanya hanya menunggu 10 menit hingga pizza pesanan yang masih hangat diterimanya lalu dibawanya menuju pelanggan.

Sesampainya di tempat pelanggan, Edi memberikan pizza itu lalu pembayaran dilakukan secara elektronik melalui dompet digital yang ada di aplikasi Gojek yakni GoPay. Kata dia, untuk pengantaran penumpang biasanya membayar dengan uang tunai tapi kalau pelanggan GoFood pasti selalu lewat transaksi nontunai GoPay.

Bagi pria paruh baya ini, dengan menjadi Mitra Driver Gojek sangat membantu perekonomian keluarganya. Dalam bekerja dia bisa mengatur ritme kerja untuk mengantar pesanan GoFood ataukah memilih untuk mengantar penumpang.

Sebelum di Gojek, Edi pernah menjadi penjual makanan ringan dan terakhir jadi pemborong bangunan. Namun borongannya itu terhenti tepat Maret 2021 saat pandemi tepat satu tahun. Kebetulan punya motor sendiri maka dia memilih untuk menjadi Mitra Driver Gojek. Ekonomi keluarganya pun menjadi stabil, seorang istri dan empat anaknya dapat dihidupinya dengan baik.

“Yang penting rajin, pindah-pindah lokasi pasti selalu dapat orderan. Kalau di satu tempat saja terus hanya main game yah pasti sepi penumpang,” ucap Edi yang saat itu tengah menunggu paket pesanan pelanggan di Pizza Umi, Kamis 11 November 2021.

Gojek di Masa Pandemi

Ada banyak pelaku UMKM merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Ratusan bahkan ribuan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ada yang memilih tutup karena sepinya pengunjung ke kedai mereka. Namun ada juga yang memilih untuk tetap bertahan dan bahkan ada yang justru lebih berkembang seperti Pizza Umi dengan mengandalkan ekosistem platform digital.

Head of Corporate Affairs Gojek Indonesia Timur Guntur Arbiansyah mengatakan di ekosistem Gojek yang menjadi andalan UMKM adalah GoBiz. Super app ini hadir khusus untuk Mitra Usaha Gojek dalam memenuhi semua kebutuhan usaha mereka. Aplikasi Gobiz ini memudahkan pencatatan pesanan, menyediakan pilihan metode pembayaran, memberikan berbagai macam promo hingga mendatangkan pelanggan.

Salah satu fitur di Gobiz adalah GoFood yang membuatnya terhubung dengan pengguna aplikasi Gojek. Gobiz membantu mitra usaha dalam mengelola outlet di GoFood seperti mengatur ketersediaan menu, mengelola status outlet (buka/tutup), dan memonitor semua transaksi.

“Makin banyak pelaku UMKM di Kendari, terjadi pertumbuhan mitra usaha yang bergabung ke dalam ekosistem GoFood sebanyak 46 persen di 2021 dibandingkan saat sebelum pandemi,” ucap Guntur via WhatsApp, Senin 15 November 2021.

Selama pandemi Gojek banyak meluncurkan fitur untuk memudahkan mitra usahanya. Salah satunya adalah layanan super partner merchant GoFood. Dengan menggunakan layanan super partner, maka pelanggan diharapkan lebih senang karena akan menerima orderan lebih cepat dari biasanya.

“Mitra Usaha Gojek yang menjadi Super Partner maka mitra driver akan mengantar makanan lebih cepat dibandingkan dengan pesanan reguler sehingga bisa meningkatkan pengalaman dan kepuasan pelanggan terhadap resto,” ujar Guntur.

Sarana Bangkit di Tengah Pandemi

Akibat pandemi Covid-19, banyak pelaku usaha, termasuk di Kendari, memanfaatkan internet dan teknologi informasi (TI) untuk pemasaran. Hal ini berdasarkan hasil analisis survei dampak Covid-19 terhadap pelaku usaha di Sulawesi Tenggara pada 2020 oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Penelitian itu menyebutkan bahwa sarana online menjadi solusi yang menjanjikan sebab pembatasan sosial mengakibatkan cara pemasaran secara konvensional menjadi terbatas bahkan karena pandemi sebanyak 85,03 persen perusahaan di Kota Kendari mengalami penurunan pendapatan. Pemanfaatan internet dan TI menjadi salah satu cara bagi pelaku usaha untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan pendapatan.

Selain itu, hasil analisis BPS juga menunjukkan bahwa perusahaan yang sudah melakukan pemasaran via online sebelum pandemi ini mempunyai pendapatan yang relatif lebih tinggi dibanding yang baru online saat pandemi.

Komunitas Kuliner Kendari (Triple K) mengakui bahwa memang selama pandemi pemasaran secara online sangat membantu pelaku usaha kuliner dalam mempertahankan maupun menggenjot omzet. Adanya platform digital seperti Gojek membantu pelaku usaha dalam mencarikan pelanggan, mempromosikan produk, hingga memproses transaksi.

Ketua Triple K, Muhammad Yusri menjelaskan selain menjadi sarana bagi pelaku usaha kuliner untuk bangkit di tengah pandemi, penggunaan platform digital juga menjawab kebutuhan masyarakat Kota Kendari yang serba mengandalkan ponsel pintar. Apalagi, karakteristik masyarakat kota mayoritas sudah melek teknologi.

“Misalnya usaha saya di Kendari sini ‘Martabak Ciu Ciu’ itu penjualannya 80 persen secara online, sisanya mereka yang datang sendiri. Jadi banyak yang pesan seperti lewat GoFood dan aplikasi sejenisnya. Begitu juga transaksinya sudah secara online,” ucap Yusri yang juga mengandalkan GoBiz dalam mengelola usahanya, saat dihubungi pada Kamis 18 November 2021.

Yusri mengamati bahwa para pelaku usaha yang sudah masuk dalam ekosistem GoFood sebagai mitra dapat bersaing secara sehat untuk menghadirkan produk terbaik dan berkualitas. Sebab bila tidak begitu, dengan gampang pelanggan memberikan penilaian jelek di kolom komentar aplikasi.

Untuk saat ini, lanjut dia, penggunaan teknologi digital di Kota Kendari sudah semakin ramai di kalangan pelaku usaha kuliner, bahkan sampai ke UMKM pinggir jalan. Aplikasi yang banyak digunakan adalah aplikasi ojol yang sudah menghadirkan banyak solusi pengelolaan usaha.

Menimbang besarnya manfaat dari digitalisasi, Yusri selalu mendorong pelaku usaha, khususnya 147 merek kuliner anggota Triple K untuk menggunakan platform digital dalam menjalankan usaha. Sebab, Yusri optimis platform digital jadi solusi jangka panjang dalam menghadapi berbagai tantangan perekonomian. (*)

 


Reporter: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini