Penyebab dan Solusi Ratusan Ton Sampah di Kendari

Potret Tumpukan Sampah di Kota Kendari
Tumpukan Sampah di Kota Kendari

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) terus berupaya menanggulangi persoalan sampah yang volumenya terus meningkat setiap tahun. Saat ini volume sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Kendari sudah hampir mencapai 500 ton per hari.

“Ini data terakhir yang kami catat, volumenya terus meningkat bahkan sudah hampir mencapai lima ratus ton itu,” ujar Kepala DLHK Kota Kendari Paminuddin saat ditemui di acara Kendari Expo, Sabtu (4/5/2019) malam.

Paminuddin menjelaskan, ada beberapa penyebab dan sumber sampah yang ada di Kota Kendari sehingga volumenya terus meningkat. Pertama, saat ini masyarakat Kota Kendari sudah sadar dengan tidak membuang sampah ke batasan kali sehingga meningkatkan volume sampah di permukaan/darat.

Baca Juga : FOTO: Potret Tumpukan Sampah di Kota Kendari

Kedua, pertambahan volume sampah juga disebabkan oleh pertumbuhan kawasan perumahan BTN yang merupakan sumber produsen sampah. Ketiga, ditemukan beberapa titik sumber sampah berasal dari kapal penyebrangan, salah satunya di depan Pelabuhan Feri Wawonii, Kota Lama.

“Waktu saya patroli bersama tim kita temukan gunung sampah di depan situ, dan itu sampah dari kapal Feri yang datang dari Wawonii,” tukasnya.

Penyebab keempat, Kota Kendari merupakan kota transit dari beberapa kabupaten misalnya di Kecamatan Baruga. Masyarakat di Kecamatan Konda dan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) membuang sampah di wilayah Baruga. Kemudian di Kecamatan Puuwatu, masyarakat Kabupaten Konawe yang di perbatasan membuang sampah di wilayah Puuwatu.

“Ini resiko kita sebagai kota transit antar kabupaten/kota di Sultra,” jelasnya.

Kelima, jadwal pembuangan sampah yang tidak teratur oleh masyarakat. Padahal, Pemkot telah menetapkan waktu membuang sampah adalah pukul 17.00 sampai 06.30 pagi. Keenam, persoalan personel yang kurang untuk mengangkut sampah dengan armada yang ada saat ini.

Baca Juga : Tiap Hari, 110 Ton Sampah di Kendari Tak Terangkut ke TPA

“Sebenarnya bisa saja kalau kita mau angkut tiga kali sehari, tapi tenaga kita tidak dipaksa. Soal armada sebenarnya cukup,” pungkasnya.

Olehnya dengan adanya permasalah tersebut, Paminuddin memastikan dalam jangka waktu dua sampai tiga bulan ke depan permasalahan sampah yang menumpuk di wilayah perkotaan ini dapat teratasi.

Melalui sistem zonasi yang sekarang dilakukan uji coba. Sistem zonasi adalah proses pengangkutan sampah dilakukan per tiga kecamatan dalam sehari, kemudian hari berikutnya tiga kecamatan, hingga 11 kecamatan di Kota Kendari dapat diangkut sampahnya.

“Kita uji coba, dan saya yakin ini dapat mengatasi sampah dengan baik, dua sampai tiga bulan bisalah, sekarang sudah mulai kelihatan. Insyaallah, intinya kita maksimalkan peralatan dan tenaga yang ada,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, dari volume sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Kendari setiap harinya mencapai 260 ton. Dari jumlah itu, yang terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) hanya 150 ton.

Hal ini disebabkan jumlah armada pengangkut sampah di Kota Kendari sangat terbatas. Untuk mengangkut sampah yang dihasilkan masyarakat Kendari setiap harinya, Paminuddin membutuhkan tambahan 10 unit truk pengangkut sampah. (A)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini