Perekrutan Penyuluh Kemenag Konkep Dinilai Sarat Nepotisme

264
Perekrutan Penyuluh Kemenag Konkep Dinilai Sarat Nepotisme
DIALOG - Perwakilan demonstran yang tergabung dalam Asosiasi Penyuluh Agama saat berdialog dengan Kepala Kantor Kemenag Konkep pada rabu 19/02/2020 dilangara. Dialog tersebut terkait dugaan nepotisme perekrutan penyuluh yang digelar beberapa waktu lalu. (Istimewa)

ZONASULTRA.COM, LANGARA – Perekrutan penyuluh agama Islam di Kantor kementerian Agama (Kemenag) Konawe Kepulauan (Konkep) Sulawesi Tenggara (Sultra) yang digelar beberapa waktu lalu, dinilai sarat nepotisme. Hal tersebut diungkapkan Husain selaku koordinator lapangan Asosiasi Penyuluh Agama saat berdemonstrasi di halaman Kantor Kemenag Konkep, Rabu (19/02/2020).

“Proses wawancara tidak sesuai juknis BAB III tentang mekanisme seleksi pada poin 5 yang memuat tes wawasan kebangsaan, tes baca Alquran dan tes ibadah, tetapi para peserta hanya ditanya siapa namanya, di mana tempat tinggalnya, kalau seperti ini bisa dipastikan ada unsur nepotisme di dalamnya,” ujar Husain saat berorasi.

Baca Juga : Puluhan Nelayan di Konkep Dapat Bantuan Alat Tangkap Ikan

Lebih lanjut kata dia, berdasarkan surat Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kementerian Agama Republik Indonesia nomor 927 tahun 2019, pelaksanaan tes rekrutmen Penyuluh Agama Islam non PNS dilaksanakan secara serentak pada masing-masing Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia.

“Kemudian pada prosesnya, salah satu oknum yang lolos di Wawonii Utara juga tidak melaksanakan tugas dengan baik, bahkan LPJ-nya tidak ditandatangani oleh KUA tapi diloloskan panitia seleksi. Selain itu, juga ada yang menerima honor bersumber dari APBN dan APBD, sementara itu tidak dibenarkan dengan membuat pernyataan bermaterai,” imbuh dia

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama Konkep, Muh. Lalan Jaya membantah tudingan adanya aroma nepotisme di instansi yang dipimpinnya saat proses perekrutan Penyuluh agama tersebut dilaksanakan. Kata dia, proses rekrutmen 40 orang penyuluh itu sudah sesuai dengan petunjuk teknis (juknis) dan tahapan yang ada.

“Nda ada yang seperti itu, 40 orang penyuluh yang diterima baru-baru ini menjalani seleksi sesuai juknis dan tahapan yang ada. Kita kan rekrutmen terbuka, siapapun dia jika memenuhi syarat untuk mengikuti proses ini ya tetap kita berikan peluang yang sama. Ada yang lulus tahun ini itu suami-istri, kebetulan nilainya bagus,” kata Lalan.

Rekrutmen penyuluh kali ini terbagi dua tahapan yakni evaluasi dan seleksi. Namun demikian, terdapat penilaian portofolio bagi penyuluh yang telah direkrut pada periode tahun 2017 dan 2019. Jika portofolio yang bersangkutan memenuhi syarat, maka tidak diwajibkan untuk mengikuti seleksi.

Baca Juga : Program Pengaspalan 10 Ruas Jalan di Konkep Rampung

Ditanya berkait oknum yang disebut dipaksakan lolos oleh para demonstran, dirinya mengatakan bahwa pihaknya juga melihat maupun menilai pola kerja penyuluh dalam menjalankan tugasnya di lapangan. Kemudian, terdapat pelaporan yang akhirnya dinilai oleh tim verifikasi berkas saat tahapan rekrutmen berjalan.

“Artinya begini, selain mengacu juknis yang ada, kita juga melihat pola kerja teman-teman penyuluh apakah bekerja di lapangan atau tidak dan masyarakat yang menilai. Di samping kita memberi pembinaan yang utama adalah bukan penyuluh di atas kertas, akan tetapi memberi pencerahan di masyarakat terkait keagamaan dan pembangunan,” tutupnya. (A)

 


Penulis: M4
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini