Perempuan Ini Terlantar Sakit di Depan Masjid Al Kautsar Kendari

625
Perempuan Ini Terlantar Sakit di Depan Masjid Al Kautsar Kendari
PENYAKIT GULA BASAH - Ernawati (40), seorang warga Tanea, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan menderita penyakit gula basah dan tidak punya biaya berobat di rumah sakit. Dirinya hanya bisa berbaring memanfaatkan tenda milik Dinas Perhubungan Sulawesi Tenggara (Sultra) yang terpasang di pelataran Masjid Al Kautsar Kendari, dengan beralaskan kasur, Minggu (7/1/2017). (RAMADHAN HAFID/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Ernawati (40), warga Tanea, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) hanya bisa berbaring di pelataran Masjid Al Kautsar Kendari sembari menahan sakit dengan tangis.
Perempuan kelahiran Provinsi Jawa Barat ini mengidap penyakit gula basah. Sudah dua bulan kaki kirinya membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap.

Akibat menahan sakit, Erna mengaku sulit tidur dan memejamkan mata. Dirinya hanya bisa berbaring dengan memanfaatkan tenda milik Dinas Perhubungan Sulawesi Tenggara (Sultra) yang terpasang di pelataran Masjid Al Kautsar Kendari, dengan beralaskan kasur.

Ernawati berada di pelataran Masjid Al Kautsar Kendari sejak Sabtu (7/1/2018) sore. Ia dibawa adik kandungnya sendiri atas permintaannya.

Sebenarnya Ernawati bukan sekali ini saja mendatangi Masjid Al Kautsar. Pada tanggal 22 Desember 2017, dia juga pernah berada di masjid ini dengan kaki yang mengeluarkan bau tak sedap. Tetapi waktu itu pengurus Masjid Al Kautsar langsung membawanya ke Rumah Sakit (RS) Ismoyo untuk mendapat perawatan.

Seminggu berada di RS Ismoyo, Ernawati dipulangkan ke rumah saudaranya di Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, karena tidak ada biaya untuk pengobatannya.

Selama seminggu berada di RS, biaya pengobatan Ernawati dibantu oleh pengurus Masjid Al Kautsar dengan biaya sebesar Rp 2,5 juta dan ditambahkan lagi dari Komunitas Kendari Peduli (KKP) sebesar Rp3 juta.

“Sebenarnya ibu Erna ini pernah dibawa ke RS Ismoyo oleh pengurus Masjid Al Kautsar tanggal 22 Desember lalu. Kemudian ada anak-anak KKP bilang ada warga yang terkena penyakit gula basah yang tidak mempunyai biaya untuk berobat. Nah ketika mendengar itu kami langsung ke RS Ismoyo untuk melihat kondisi ibu Erna,” kata Nur yang juga penasihat KKP ditemui di pelataran Masjid Al Kautsar Kendari, Minggu (7/1/2017) sore.

BACA JUGA :  Disabilitas Netra dan Pemilu: Antara Keinginan dan Keraguan Memilih

Nur mengungkapkan, setelah keluar dari RS, KKP terus memantau kondisi Ernawati. Bahkan biaya untuk obat-obatannya ditanggung oleh KKP.

Hidup Sebatang Kara

Perempuan Ini Terlantar Sakit di Depan Masjid Al Kautsar Kendari

Ernawati, selama ini hidup sebatang kara, suami terakhirnya telah meninggalkannya beberapa tahun lalu. Ernawati telah menikah sebanyak lima kali. Dari pernikahannya itu ia tidak karuniai anak seorang pun.

Ella (30), adik kandung Ernawati mengatakan, kakaknya sudah tiga tahun menderita penyakit gula basah. Tetapi dua bulan lalu kaki kirinya mengalami infeksi dan akhirnya membusuk.

Ella mengungkapkan, kakaknya pernah bekerja sebagai baby sister di Kota Kendari. Sejak bekerja menjadi baby sister Ernawati tidak pernah menjaga kesehatan, dan sembarang mengkonsumsi makanan.

Dijelaskanya, dalam keluarga mereka tidak ada keturunan penyakit gula. Dari lima orang bersaudara hanya Ernawati yang memiliki penyakit gula.

“Tidak ada keturunan penyakit gula. Memang kakak saya ini sembarang makan dan kurang jaga kesehatan,” tutur Ella saat ditemui di pelataran Masjid Al Kautsar Kendari, Minggu (7/1/2018) sore.

Butuh Uluran Tangan Dermawan

Ernawati memang bernasib malang. Ia harus bertahan hidup melawan penyakitnya. Di tengah kondisinya yang memiriskan, Ernawati hanya diperhatikan oleh seorang adiknya bernama Ella. Padahal ia memiliki empat orang saudara.

BACA JUGA :  Hakim Perempuan di PN Andoolo Ungkap Keresahan, dari Minim Fasilitas hingga Rentan Intervensi

Ella mengatakan, tidak bisa berbuat banyak atas kondisi kakaknya saat ini. Sebab dirinya juga tidak memiliki biaya untuk operasi kakaknya ataupun membeli obat-obatan untuk sekedar menghilangkan rasa sakit yang diderita kakak kandungnya.

Ella cuman berharap ada dermawan ataupun pemerintah yang dapat meringankan beban kakaknya.

“Terus terang, saya membutuhkan dukungan dari masyarakat dan pemerintah untuk biaya pengobatan kakak saya. Ini makanan saja kakak saya dari semalam dibantu oleh pihak pengurus Masjid Al Kautsar,” pintanya.

Selain itu, dirinya tidak bisa membawa kakaknya ke RS untuk berobat karena biaya. Apalagi kakaknya tidak memiliki kartu BPJS kesehatan.

“Bagaimana saya mau membawanya ke RS. Keadaan ekonomi kami juga kurang mencukupi,” ujarnya.

Sementara itu, Penasihat KKP, Nur berharap, pemerintah dapat memberikan bantuan untuk operasi Ernawati. Ia juga berharap ada dermawan yang bisa membantu meringankan beban Ernawati.

“Harapan berupa bantuan. Instansi terkait bisa membantu dalam hal ini pemerintah, kemudian masyarakat,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan, bagi masyarakat yang ingin turut memberikan sumbangsih untuk meringankan beban Ernawati, KKP membuka loket donasi untuk masyarakat yang ingin berdonasi dengan mengirimkan bantuannya ke rekening BRI dengan nomor 0646-01-030902-50-7 atas nama Adrian. (A*)

 

Reporter : Ramadhan Hafid
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini