ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) di bawah kepemimpinan Gubernur Ali Mazi dan Wakil Gubernur Lukman Abunawas saat ini memiliki tiga program utama, yakni pembangunan jalan wisata Kendari – Toronipa, rumah sakit jantung, dan perpustakaan modern bertaraf internasional. Ketiga program tersebut saat ini tengah dalam tahap pembangunan.
Khusus perpustakaan internasional ditarget rampung Desember tahun 2020 ini.
Pemancangan batu pertama perpustakaan yang dibangun di eks Taman Budaya Kota Kendari ini dilakukan pada Senin, 5 Agustus 2019. Proses pemancangan dilakukan setelah proses tender pembangunan perpustakaan selesai dilaksanakan pada 17 Juni 2019.
Perpustakaan internasional ini dibangun tidak hanya menjadi pusat baca bagi masyarakat Sultra, khususnya Kota Kendari, tetapi juga diproyeksikan menjadi wisata edukasi.
Kepala Dinas Cipta Karya Bina Kontruksi dan Tata Ruang Sultra, Pahri Yamsul mengatakan, konsep wisata edukasi sengaja dipilih untuk meningkatkan minat masyarakat maupun pelajar mengunjungi perpustakaan.
“Kita ingin mengubah pola pikir masyarakat, bahwa perpustakaan itu adalah tempat wisata edukasi. Perpustakaan bukan hanya tempat orang kutu buku, yang apek dan tidak membuat nyaman,” kata Pahri.
Untuk pembangunan gedung perpustakaan internasional ini, kata Pahri, pihaknya sudah mengumpulkan rekomendasi Tenaga Ahli Bangunan (TABG) dari Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari. Hal itu dilakukan lantaran aturan pembangunan gedung 7 lantai harus melalui rekomendasi dari TABG.
Perpustakaan yang disebut-sebut dirancang seperti perpustakaan pada Harvard Library ini nantinya akan memiliki 7 lantai dengan konsep inviting people, yakni bagaimana mengundang orang untuk hadir di perpustakaan, mengakomodir kebutuhan masyarakat dengan menyiapkan ruang dan suasana yang nyaman.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sultra Wagola menjelaskan, dari segi layout, di lantai satu perpustakaan ini pengunjung tidak akan menemukan buku. Pada lantai satu akan terdapat loker, layanan Online Public Access Catalog (OPAC) atau layanan penelusuran, layanan keanggotaan, layanan sirkulasi, cafetaria, serta zona promosi budaya baca.
Pada lantai 2 akan terdapat ruang teater, ruang buku cadangan, rumah edukasi narkoba, ruang belajar atau ruang internet, ruang baca anak, ruang baca lansia dan disabilitas, serta musala.
Di lantai 3 terdapat ruang rapat, ruang seminar dan ruang baca monografi. Lantai 4 terdapat ruang publik terbuka, ruang koleksi berkala, ruang koleksi referensi, ruang koleksi deposit, ruang server, serta ruang pengolahan bahan perpustakaan.
Selanjutnya di lantai 5 terdapat layanan naskah kuno, ruang konservasi, layanan audio visual, executive lounge, dan ruang publik. Pada lantai 6 khusus perkantoran, serta lantai 7 terdpat ruang fumigasi, ruang baca terbuka, serta cafe baca.
“Jadi perpustakaan ini memiliki beragam fasilitas yang tentunya bisa digunakan bagi seluruh kalangan masyarakat,” kata Wagola di ruang kerjanya, Selasa (11/2/2020).
Menurut Wagola, perpustakaan ini sendiri memilih akan memerdekakan orang untuk melakukan apa saja yang diinginkan, tidak terlalu banyak batasan dan larangan sehingga pemustaka memperoleh kenyamanan.
“Perpustakaan ini akan didesain senyaman mungkin, sehingga mereka yang datang bisa tertarik untuk datang kembali,” ujarnya.
Hal tersebut ditunjang dengan perabotan misalnya kursi baca ada yang didesain bentuk sofa agar bisa membaca lebih santai, memiliki ruang terbuka untuk berkegiatan misalnya mengadakan pertemuan dengan komunitas.
Konsep lain yang juga diusung oleh perpustakaan ini adalah “coworking place, yakni di mana masyarakat dapat bekerja di perpustakaan yang ditunjang dengan fasilitas internet kencang, ruang pertemuan dan suasana nyaman serta sumber informasi yang beragam.
“Sengaja kita buat sedemikan rupa agar pengunjung betah. Kita hilangkan kesan bahwa perpustakaan itu penuh aturan, sempit, dan membosankan,” tutupnya.
Perpustakaan modern ini sendiri mulai dibangun pada Juli 2019 lalu oleh Dinas Cipta Karya dan Bina Konstruksi Sultra. Diperkirakan Desember 2020 kunci sudah bisa diserahkan ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sultra, sehingga pada 2021 sudah bisa digunakan.
“Tapi kita sudah jalani, kebetulan yang SK-kan TABG sekarang itu Pemkot Kendari. Karenakan di aturan memang kota yang harus ada TABG-nya dari Kementerian PU, nanti kita lihat skalanya yang ahli di bidang rumah sakit dan perpustakaan,” terangnya.
Gubernur Kunjungi Perpustakaan Boston
Guna pengembangan perpustakaan internasional ini, Gubernur Ali Mazi mengunjungi langsung perpustakaan umum Boston Public Library (BPL), yang terletak di pusat Kota Boston, Massachusetts, Amerika Serikat (AS), pada Minggu, 13 Oktober 2019. Ali Mazi berkesempatan mengunjungi seluruh bagian perpustakaan dalam kunjungannya ini.
Kepala Balitbang Sultra, Sukanto Toding yang ikut bersama Ali Mazi saat itu mengatakan, orang nomor satu di Sultra itu mengunjungi seluruh bagian perpustakaan mulai dari sistem pelayanan buku, basis data, ruang baca terbuka, konstruksi dan arsitektural, hingga pelayanan publik lainnya seperti cafeteria dan restaurant di perpustakaan.
“Pak gubernur terkagum dengan historis dan arsitektural, serta sistem pelayanan perpustakaan. Pak gubernur memuji sistem perpustakaannya yang telah memiliki sejarah panjang, dengan sistem pelayanan yang relatif lengkap,” terang Sukanto yang juga turut mendampingi Ali Mazi di Buston, AS.
Sukanto menerangkan, minat baca yang tinggi serta gaya hidup modern yang setiap saat membutuhkan informasi, menjadi faktor pendorong kebutuhan masyarakat terhadap perpustakaan.
“Coba lihat, meskipun hari Minggu, di mana sebagian besar warga berlibur tapi pengunjung perpustakaan tetap ramai dengan pelayanan pustakawan yang juga selalu siap,” ujar Sukanto menirukan bahasa Ali Mazi.
Hal lain yang dikagumi Ali Mazi yakni arsitektur dan pemeliharaan bangunan, informasi historis dari perkembangan sejarah daerah, serta pelakunya terekam baik dalam perpustakaan.
Tidak hanya itu, Ali Mazi bersama rombongan juga berkesempatan berdialog dengan Manajer Pelayanan Perpustakaan Umum BPL, Anna Fahey-Flynn yang menjelaskan sistem dan konten pelayanan Perpustakaan Umum Boston.
Hasil diskusi inilah yang akan menjadi bahan bagi pengembangan perpustakaan internasional. Utamanya dalam pengembangan perpustakaan, dengan menekankan aspek-aspek penguatan sistem pelayanan yang terintegrasi antar semua lini pelayanan, kelengkapan pelayanan yang melayani seluruh kelompok umur (seperti remaja dan anak-anak), dan penggunaan ruang perpustakaan yang nyaman.
“Dengan mengintegrasikan ruang terbuka perpustakaan, yang setiap saat bisa digunakan sebagai pusat kegiatan dan interaksi masyarakat,” tutupnya.
Perpustakaan Umum Boston (BPL) sendiri merupakan salah satu perpustakaan umum yang besar dan tertua di Amerika Serikat. Berdiri sejak tahun 1848, hingga saat ini, BPL telah memiliki koleksi 24 juta volume dan sumber pustaka digital elektronik.
Pembangunan tahap awal perpustakaan bertaraf internasional itu mulai dikerjakan, 5 Agustus 2019, dengan anggaran Rp20 miliar dan telah rampung November 2019 lalu, lebih cepat satu bulan dari target awal Pemerintah Provinsi Sultra.
“Awalnya kita targetkan ini selesai itu Desember 2019, tapi ternyata akhir November ini sudah bisa diselesaikan, dan sudah selesai dikerjakan sekitar 4 lantai, dari total tinggi bangunan 6 lantai,” terang Pahri.
Meski berjalan cepat, Pahri mengaku dirinya tetap menekankan kepada pihak kontraktor agar tetap melakukan pengerjaan secara terstruktur dan berkualitas. Ia pun optimis pembangunan perpustakaan bertaraf internasional atau mega proyek pasangan Gubernur Sultra Ali Mazi dan Lukman Abunawas dapat terlesaikan lebih cepat dari target yang ada.
“Perpustakaan internasional ini mengadopsi beberapa perpustakaan besar di Amerika Serikat baik itu Harvard University maupun Boston University. Jadi sangat berpeluang untuk meningkatkan minat baca masyarakat Sultra, apalagi ada pemanfaatan teknologi modern di sana seperti wifi serta kenyamanan pembaca menjadi prioritas,” jelasnya.
Pembangunan fisik tahap dua perpustakaan bertaraf internasional ini bakal segera dilaksanakan.
“Kita sudah siap lelang minggu depan, karena sudah harus selesai Desember 2020. Makanya lelangnya agak cepat, nanti setelah ada pemenang lelangnya baru di mulai pembangunan tahap duanya,” jelas Kepala Dinas Cipta Karya Bina Kontruksi dan Tata Ruang Sultra, Pahri Yamsul saat ditemui di Kendari, 21 Januari 2020 lalu.
Pahri menjelaskan, pengerjaan tahap dua ini bakal menelan anggaran sekitar Rp70 miliar yang bersumber APBD Sultra tahun 2020. Dengan sisa bangunan yang akan dikerjakan, yakni sebanyak 3 lantai. Secara keseluruhan, perpustakaan internasional bakal menelan anggaran senilai Rp100 miliar.
“Pembangunan fisik perpustakaan internasional sudah rampung 100 persen, untuk tahap satu itu sebanyak 4 lantai. Nah tahap dua ini sisanya yakni 3 lantai, jadinya nanti 7 lantai,” kata Pahri.
Pembangunan fisik tahap awal perpustakaan bertaraf internasional di Kendari, telah rampung dikerjakan. Bahkan pembangunan tahap awal dikerjakan lebih cepat dari target awal. Anggaran yang digunakan pada tahap awal yakni sebesar Rp20 milliar yang juga bersumber dari APBD Sultra.
Pembangunan perpustakaan internasional itu tidak hanya akan menjadi pusat baca, bagi masyarakat Kota Kendari khususnya para pelajar. Perpustakaan yang rencananya akan dibangun 7 lantai itu juga diproyeksikan menjadi tempat wisata edukasi.
DPRD Sultra pun mendukung pembangunan perpustakaan bertaraf internasional ini. Dewan menyebut perpustakaan bertaraf internasional merupakan langkah maju yang direncanakan oleh pemerintah provinsi dan patut mendapat dukungan dari legislatif. (Adv)