ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Pemerintah daerah (Pemda) kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), meniadakan jamuan khusus bagi peserta Wonderful Sail To Indonesia 2019. Tujuan adalah untuk memberikan kenyamanan dalam mengekplor lokasi di wilayah Wakatobi.
Wakil ketua II panitia Sail Wakatobi, Saleh Hanan mengatakan para peserta sail itu adalah para petualang. Sehingga konsep yang diberi kebebasan. Berbeda dengan dulu, sebab dulu dijamu oleh pemda dan dibawa ke mana-mana dengan menggunakan bus.
“Namun nampaknya mereka kurang nyaman mereka maunya sesuai kesukaannya. Konsep penerimaan pesta sail tahun ini cukup berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Di mana dulunya pemerintah melakukan jamuan kepada peserta sail dengan mengantar perseta sail titik wisata,” katanya.
” Nah, di tahun 2019 ini pemda kabupaten Wakatobi mulai meniadakan jamuan tersebut dengan memberikan kebebasan kepada para peserta sail untuk menentukan titik yang akan mereka kunjungi,” ujar Saleh 33saat ditemui di Wangiwangi. Rabu, (14/8/2019).
Baca Juga : Wakatobi Fishing Community Turut Kampanyekan Bebas Sampah
Pemerintah, ungkap Saleh, hanya menyediakan fasilitasi pelabuhan, lanjutnya, kemudahan mengurus administrasi di kantor imigrasi, pelayanan keamanan, dan kenyamanan.
“Mereka nantinya akan pakai operator lokal dari paket wisata yang ditawarkan oleh komunitas pengelola pariwisata di daerah. Pemerintah menjamin kemanan dan fasilitas standar. Nantinya juga mereka ada yang mau ke Benteng keraton Liya, keliling Wangiwangi memakai fasilitas masyarakat seperti motor, mobil rental, alat diving dan sebagainya,”ucapnya.
Sebanyak 60 unit kapal Yacht pada Sail kali ini, yang terdiri dari kurang lebih 10 negara. Beberapa kapal Yacht sudah masuk di Wakatobi sejak 21 hari yang lalu.
“Yang berlabuh di Wakatobi sekitar 30 kapal tersebar di tiga pulau. 10 kapal di Pulau Wangiwangi, 10 kapal di pulau Hoga dan 6 kapal di pulau Tomia. Sementara yang sudah bertolak dari wakatobi sekitar 10 kapal.
Tambahnya, kapal-kapal Yacht tersebut tiba di Wakatobi waktunya tidak bersamaan. Ada yang datang dan ada yang pergi.
“Mereka ini star dari Selandia Baru, terus ke Indonesia dan singgah di salah satu pulau yang ada di Maluku Tenggara. Rata-rata yang ada disini ini adalah yang star dari Ambon dan Buru Selatan. Ada juga yang tidak singgah di Buru Selatan tapi langsung ke Wakatobi,”jelasnya. (b)