Petani Nilam di Kolut Keluhkan Harga Pupuk dan Pestisida Melambung Tinggi

257
Petani Nilam di Kolut Keluhkan Harga Pupuk dan Pestisida Melambung Tinggi
Sejumlah petani nilam di Desa Watuliwu Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengeluhkan tingginya harga jual pupuk dan pestisida di tingkat pengecer, Senin (6/12/2021).

ZONASULTRA.COM,LASUSUA– Sejumlah Petani Nilam di Desa Watuliwu Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengeluhkan tingginya harga jual pupuk dan pestisida di tingkat pengecer.

Hal tersebut dirasakan hampir seluruh petani nilam di Kolut. Kenaikan harga pupuk dan pestisida yang berbarengan menyulitkan petani karena harus mengeluarkan modal tambahan pada saat pemupukan dan pemberantasan hama tanaman penghasil minyak atsiri tersebut.

Salah satu petani nilam di Kolut Nawir (48) mengatakan melambungnya harga tersebut dirasakan sejak tiga bulan terakhir. Hal tersebut terjadi di berbagai tempat penyedia pupuk di beberapa kecamatan. Menurutnya hal itu terjadi karena kurangnya kuota dari distributor di wilayah Kolut.

“Untuk mendapatkan pupuk urea bersubsidi di agen sudah sangat sulit dalam beberapa bulan terakhir ini. Karena stok di agen yang ada baik di dalam ibu kota Lasusua maupun di kecamatan lain juga kosong,” kata Nawir Senin (6/12/2021).

Kenaikan harga kebutuhan tanaman tersebut berbanding terbalik dengan harga jual minyak nilam saat ini yang semakin merosot. Ini menyebabkan beberapa petani merugi.

Berdasarkan data harga pupuk bersubsidi di tingkat pengecer, pupuk urea harga Rp130 ribu per sak, harga ponska Rp135 ribu per sak, dan jenis ZA Rp110 ribu. Sementara untuk harga racun rumput jenis tertentu saat ini per liter berkisar Rp55 ribu sampai Rp100 ribu per botol.

“Sementara untuk harga minyak nilam per kilogramnya di pasaran mengalami penurunan yang sebelumnya harga Rp 650.000 per kilogram, sekarang harganya tinggal Rp300 ribu,” kata Nawir dengan nada lesu.

Berdasarkan pengalamannya kebutuhan unsur hara tanaman nilam tersebut akan semakin meningkat tiap tahunnya, sehingga membutuhkan perawatan ekstra karena kondisi humus tanah sudah kurag produktif.

Olehnya itu ia berharap, ada perhatian khusus dari Pemkab Kolut atau dari dinas terkait terhadap kenaikan harga dan kelangkaan pupuk tersebut, agar ada kestabilan harga sehingga petani tidak merugi. (A)

 


Kontributor: Rusman Edogawa
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini