ZONASULTRA.ID, WANGIWANGI– Berkat panen rumput laut jenis Cottonii yang melimpah di Desa Liya Mawi, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel), Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) masyarakat menggelar doa dan syukuran bersama di salah satu pantai di wilayah desa tersebut.
La Juma selaku petani rumput laut di wilayah Desa Liya Mawi mengaku bahagia, karena di tengah harga rumput laut yang melambung tinggi hingga mencapai Rp45 ribu per kilogram, hasil panen budidaya rumput laut jenis Cottonii yang mereka panen sangat memuaskan.
“Atas bantuan bibit rumput laut kultur jaringan yang diberikan Pemerintah, itu sangat mempengaruhi hasil panen petani rumput laut se-Liya Raya. Berkat bantuan bibit kultur jaringan yang diberikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui balai bibit Takalar, dari satu kilogram bisa menghasilkan sebanyak empat kilogram,” ungkapnya.
Mewakili petani rumput laut yang ada di Desa Liya Mawi ia mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah (Pemda) karena hasil panennya yang memuaskan tersebut tidak terlepas dari upaya Pemda, dalam memberikan bantuan terutama bibit yang berkualitas.
“Terima kasih pak Bupati, kami senang sekali kalau hasil panen dan harga rumput laut bagus seperti ini. Kami juga mohon kalau bisa harganya tinggi seperti ini”, pintanya di Wangiwangi Jumat, (19/8/2022).
Kendati demikian ia berharap, agar Pemda Wakatobi segera menghadirkan industri rumput laut di Desa Liya Raya. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Wahyu Trenggono pada peresmian Desa Liya Bahari sebagai kampung budidaya rumput baru-baru ini.
Menanggapi itu, Bupati Wakatobi Haliana mengatakan, pihaknya telah mampu meyakinkan KKP, guna memberikan bantuan kepada masyarakat. Terutama nelayan tangkap dan petani rumput laut dalam mewujudkan salah satu visi Pemerintahannya di sektor kelautan perikanan.
KKP memberikan kuota bantuan kepada nelayan tangkap dan petani rumput laut sampai tahun 2024 sebesar Rp36 miliar.
Bantuan berupa alat tangkap dan bibit rumput laut disalurkan secara bertahap, hingga tahun 2024, sejak bulan Juni bantuan dari KKP terus mengalir.
Beberapa minggu lalu Pemda telah menyalurkan 1,6 ton bibit rumput laut jenis cottonii, serta bantuan alat tangkap kepada petani juga nelayan.
Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (ASPEKSINDO) tersebut, semua itu upaya Pemerintah untuk mendorong peningkatan produktivitas perikanan untuk kesejahteraan masyarakat.
Guna memudahkan nelayan dan petani rumput laut untuk mendapatkan bantuan, Haliana menyampaikan, supaya membentuk kelompok, sebagai syarat yang diminta oleh Kementerian ketika memberikan bantuan.
Haliana menjelaskan, kelompok bisa dibentuk melalui Pemerintah Desa (Pemdes)/Kelurahan setempat. Melalui bantuan pendamping perikanan sebelum diserahkan ke Dinas Kelautan Perikanan (DKP) Kabupaten Wakatobi. Hadirnya industri rumput laut merupakan salah satu solusi, untuk menstabilkan harga rumput laut.
Sehingga ia menekankan supaya seluruh petani rumput laut yang ada di Wakatobi bisa memanfaatkan lahan yang kurang lebih 56.000 hektar untuk budidaya rumput laut.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu menyebutkan, di Liya ada sekitar 450 hektar kawasan budidaya rumput laut, namun yang termanfaatkan baru sekitar 150 hektar.
Jika petani bisa manfaatkan 450 hektar tersebut maka Pemerintah akan mudah menghadirkan industri rumput laut, karena syaratnya adalah peningkatan produktivitas, seperti yang disampaikan Menteri KKP. (B)
Kontributor : Nova Ely Surya
Editor: Ilham Surahmin