ZONASULTRA.COM, KENDARI – Menjadi pusat latihan atlet dayung di Sulawesi Tenggara (Sultra), tak lantas membuat stadion dayung di Bumi Anoa ini mendapat tempat khusus di hati pemerintah daerah setempat. Kondisi stadion dayung yang berada di Kelurahan Benubenua, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari ini sangat memprihatinkan.
Padahal, stadion dayung yang dibangun pada tahun 90-an ini merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia. Bukan hanya stadion dayungnya, tetapi kondisi Teluk Kendari menjadi salah satu penunjang.
Namun seiring perjalanan waktu, stadion dayung yang bangunannya terakhir kali direhabilitasi dengan menggunakan alokasi APBN pada 2003 tersebut tidak pernah lagi tersentuh perbaikan. Pemprov Sultra sebagai pemilik aset bangunan sudah hampir 12 tahun terakhir ini tidak pernah lagi mengalokasikan anggaran untuk pembenahan stadion dayung tersebut.
Kenyataan ini tentu sangat pahit. Sebab saranan olahraga yang dulunya menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia sekarang sangat memprihatinkan. Lantai kayunya sudah hancur. Ditambah lagi kondisi tribun yang sudah sangat tidak layak.
Dibandingkan dengan apa yang diberikan cabang olahraga dayung ke Pemprov Sultra, tentu kondisi ini tidak sebanding. Sebab, para duta olahraga dayung Sultra bukan hanya mengharumkan nama Sultra di ajang nasional, tapi juga membawa nama Sultra saat berlaga di ajang Internasional.
Sangat disayangkan apa yang telah diberikan oleh para atlet dayung Sultra tidak berbanding sama dengan apa yang diberikan oleh daerah.
Pemprov Sultra tentu tidak hanya mengharapkan APBN untuk bisa membenahi stadion dayung kebanggaan masyarakat Bumi Anoa tersebut. Tetapi harus memiliki kemampuan dan perhatian untuk membenahi sarana olahraga.
Pelatih dayung Sultra Abdul Razak mengatakan, pihaknya sangat berharap stadion dayung dapat segera dibenahi. Sebab, kondisinya sangat tidak layak lagi digunakan untuk pertandingan dayung.
“Akibat rusaknya stadion dayung ini pelaksanaan lomba dayung tidak lagi menggunakan stadion ini dan terpaksa mencari tempat lain sebagai lokasi lomba. Adapun kondisi stadion dayung saat ini sudah sangat memprihatinkan mulai dari lantai hingga tribun stadion sudah hancur dan lapuk kayunya,” kata Abdul Razak ditemui di asrama dayung Sultra, Sabtu (3/2/2018).
Pernyataan Abdul Razak ini sebenarnya sudah bisa dijadikan dasar bagi Pemprov Sultra jika memang benar-benar memiliki perhatian terhadap stadion dayung Sultra. Terlebih lagi, stadion tersebut digabung dengan asrama atlet dayung PPLP Sultra.
Ketua Harian Pengprov PODSI Sultra, M Idham Hatta mengungkapkan, kondisi stadion dayung Sultra saat ini memang sangat memprihatinkan. Jika dipresentasekan, kerusakannya mencapai 70 persen.
“Kami sebagai pelaku olahraga dayung di Sultra tentunya hanya bisa prihatin saja. Tetapi semangat latihan para atlet untuk terus berprestasi sama sekali tidak pernah luntur walaupun kondisi stadion dayung Sultra seperti sekarang ini,” ujarnya.
KONI Bali Heran
Belum lama ini KONI Bali mengunjungi KONI Sultra untuk meminta dukungan menjadi tuan rumah PON 2024. Saat itu tim dari KONI Bali menyempatkan mengunjungi stadion dayung Sultra.
Ketua KONI Bali Ketut Suwandi terkejut dengan kondisi stadion dayung yang sama sekali tidak terawat. Ia terkejut lantaran cabang olahraga yang sudah mengharumkan nama daerah tetapi sarana olahraganya seperti itu.
Pernyataan Ketua KONI Bali ini tentu bisa menjadi tamparan keras bagi pemerintah daerah Sultra. Jika diklasifikasi, untuk tingkat kabupaten pun stadion ini tidak masuk dalam kategori.
Marjuki, atlet dayung Sultra yang saat ini sedang menjalani pemusatan latihan nasional, berharap, suatu waktu stadion dayung Sultra bisa dibenahi dan ke depannya bisa kembali menjadi kebanggan daerah.
Untuk kembali menjadi kebanggan daerah tentu bukan pekerjaan mudah. Sebab, seluruh stake holder olahraga di Sultra harus berjalan bersama untuk bisa merealisasikan target tersebut.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Sultra, Jaya Bhakti mengungkapkan, tahun ini pihaknya tengah mengupayakan agar stadion dayung Sultra dapat segera dibenahi. Pihaknya juga mengakui kondisi yang ada saat ini sangat memprihatinkan. (B)
Penulis: M Rasman Saputra
Editor: Jumriati
Degaga harapan asramaku