ZONASULTRA.COM, KENDARI – Problem perekrutan karyawan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) yang masih satu management dengan PT Virtue Dragon Nikel Industri (VDNI) di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) masih memicu konflik antar kelompok masyarakat setempat. Ada kelompok yang memprotes proses perekrutan dan ada pula yang mendukung.
Dua kelompok itu berunjuk rasa di simpang Desa Besu Kecamatan Morosi, kemarin, Senin, 17 September 2018 hingga nyaris bentrok. Untungnya ada aparat kepolisian yang berhasil melerai dua kelompok tersebut namun sampai Selasa (18/9/2018) hari ini ketegangan belum selesai.
Warga Desa Besu Pratman mengatakan, sampai pagi ini warga Besu masih melakukan ronda untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Kelompok yang memprotes proses penerimaan karyawan di PT OSS karena diduga ada penyimpangan dan permainan.
(Berita Terkait : GM VDNI Klarifikasi Rekrutmen Karyawan yang Didemokan Warga)
Puncaknya saat salah seorang warga bernama Saprul sebagai calon karyawan ditolak masuk lokasi perusahaan pada Sabtu (15/9/2018) lalu. Kata Pratman, diduga ada pimpinan perusahaan PT VDNI dan dua oknum polisi yang mempengaruhi proses rekrutmen karyawan PT OSS sehingga Saprul yang sudah ikut seleksi karyawan ditolak.
“Jadi tidak betul itu warga Desa Puurui menyerbu Desa Besu, ini bukan antar desa, hanya antar kelompok pendemo. Ada yang buat demo tandingan, hanya memang pendemo tandingan (pro tambang) ini banyak pemuda dari Desa Puurui,” ujar Pratman melalui telepon selulernya, Selasa (18/9/2018).
Pratman memastikan bila proses rekrutmen itu tidak diperbaiki maka aksi-aksi susulan akan dilakukan. Salah satu hal yang akan sering dilakukan warga adalah dengan memalang jalan tambang sehingga mobil penyuplay menuju tambang terhambat. Seperti pagi ini jalan menuju tambang masih dipalang.
Info yang dihimpun, dua kelompok yang bertentangan itu adalah Aliansi Masyarakat Lingkar Tambang (Amali) yang berasal dari Desa Besu dan sekitarnya dan Forum Masyarakat Anti Provokasi (Formasi) yang berasal dari Desa Puurui. Jumlah massa Amali sekitar 150 orang sedangkan Formasi sekitar 60 orang.
(Berita Terkait : Warga Desa Besu Blokir Jalan Tambang Morosi)
Amali menuntut tranparansi untuk merubah management perusahaan dalam perekrutan karyawan sedangkan Formasi menentang Amali karena gerakan itu dianggap sangat menghambat proses pembangunan PT VDNI.
Pada saat selesai demo kemarin, Formasi langsung mundur dari lokasi demo sedangkan sebagian massa Amali hingga pagi ini masih memblokir jalan sehingga truk penyuplay yang akan masuk ke PT VDNI tertahan. Namun untuk jalan trans Sulawesi tidak diblokir sehingga jalur lalu lintas bagi warga tetap lancar. (B)