ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Realisasi rencana pembangunan jembatan penyeberangan yang menghubungkan desa Numana di Pulau Wangiwangi dengan Pulau Kapota, Kecamatan Wangiwangi Selatan, di kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) masih belum jelas.
Kepala Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Daerah (Pemda) Wakatobi Heny Syarif mengatakan, rencana itu kelihatannya belum bisa terealisasi dalam tahun ini.
“Tahun ini kayaknya belum bisa, tapi mudah-mudahan tahun depan bisa,” kata Heny Syarif saat ditemui di kantornya, kompleks perkantoran Manugela, Jumat, (23/2/2018).
Jembatan itu diperkirakan sepanjang 3,2 kilometer dengan lebar 20 meter. Dalam desainnya, terdapat dua jalur jalan.
Penyebab belum jelasnya realisasi pembangunan jembatan itu karena anggarannya bernilai cukup fantastis, yakni mencapai Rp 200 miliar. Walau begitu, realisasi anggaran itu nanti tergantung dari pemerintah pusat.
(Baca Juga : Pertanyakan Perda Tapal Batas, Warga Togo Binongko Demo DPRD Wakatobi)
“Anggaran sementara juga lobi supaya turun dan melengkapi dokumen yang diperlukan untuk mengajukan proposal di Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas),” katanya.
Kata dia, saat ini pihaknya tengah menyiapkan sejumlah dokumen terkait rencana pembangunan jembatan itu. Diantaranya adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) serta studi kelayakannya.
“Untuk Amdal kita tinggal menunggu kapan dikeluarkan karena sudah diproses. Detail Engineering Design (DED) dan Master plan sudah, namun masih kita review tahun ini, perbaikan master plan tahun 2016,” jelasnya.
Semua dokumen tersebut dinilai penting untuk dilampirkan dalam proposal yang akan diajukan ke Bappenas nanti.
Terkait respon masyarakat, kata dia, rencana pembangunan itu mendapat tanggapan positif.
Sementara untuk konsekuensi munculnya ganti rugi lahan atau rumah warga akibat pembangun jemabatan itu, pihaknya saat ini masih mensurvei dan melakukan pendekatan kepada masyarakat agar prosesnya tidak rumit. (C)
Reporter : Nova Ely Surya
Editor : Abdul Saban