ZONASULTRA.ID, KENDARI – Dua anak menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra). Hasil diagnosa dokter sesuai hasil pemeriksaan laboratorium, keduanya positif menderita penyakit gagal ginjal akut.
Sebelumnya kedua anak itu merupakan pasien rujukan asal daerah Kabupaten Buton Selatan (Busel) dan Kabupaten Muna. Dua anak tersebut masuk ke rumah sakit dalam waktu yang berbeda.
Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan RSUD Baubau, Wa Ode Nurul Husna menyampaikan jika salah satu dari dua pasien dinyatakan meninggal dunia setelah menjalani perawatan kurang lebih selama sehari.
Korban meninggal berinisial MMK yang diketahui masih berusia 9 bulan asal Desa Bahari, Kecamatan Sampolawa, Busel. Anak itu tercatat mulai menjalani perawatan pada Jumat 21 Oktober 2022 dan dinyatakan meninggal dunia Sabtu 22 Oktober 2022 sekitar pukul 04.30 WITA.
Kata Nurul, pasien meninggal sebelumnya telah dua kali masuk ke rumah sakit. Kali pertama masuk Selasa 18 Oktober 2022, tetapi langsung keluar dan pulang di hari yang sama dengan alasan terkendala biaya karena tidak punya kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
“Berikutnya tiga hari sesudahnya difasilitasi dinas kesehatan (Dinkes) dengan dibuatkan kartu BPJS datang kembali ke rumah sakit. Tapi satu hari kemudian sudah meninggal dunia,” katanya lewat obrolan pesan singkat WhatsApp, Rabu (26/10/2022).
Sementara pasien gagal ginjal akut kedua berinisial MF berasal dari Desa Liwumetingki, Kecamatan Pasir Putih, Muna. Anak berusia dua tahun ini sudah tiga hari menjalani perawatan di RSUD Baubau terhitung sejak awal masuk pada Minggu 23 Oktober 2022.
Nurul menyebut kondisi terkini pasien terjadi penurunan kesadaran. Namun begitu katanya, volume urine pasien mengalami perubahan terlihat adanya sedikit penambahan jumlah meskipun belum sepenuhnya normal.
“Kondisi kesadarannya masih sama ketika awal masuk rumah sakit,” ungkapnya.
Adapun bentuk tahapan tindakan penanganan yang dilakukan pihak RSUD Baubau terhadap pasien yang sedang dirawat itu dengan memperhatikan perkembangan situasi tingkat kesadaran dan penyakit gagal ginjal akut melalui terapi obat serta observasi ketat di ruang
Intensive Care Unit (ICU).
Nurul menjelaskan, gejala yang dikeluhkan kedua pasien hampir sama terutama berkurangnya volume cairan urine hingga sang anak tidak bisa sama sekali buang air kecil (BAK) atau kencing. Selain itu, keluhan lain dari gejala yang dirasakan seperti suhu tubuh anak mengalami demam.
Selain itu, pihak rumah sakit juga melakukan pemeriksaan atas penggunaan obat terakhir pasien. Berdasarkan penyampaian keluarga MMK diketahui pasien mempunyai riwayat meminum obat sirup jenis paracetamol. Sedangkan pasien MF pernah mengkonsumsi obat uni baby cough sirup.
Di samping itu, Nurul mengakui perihal adanya kesulitan yang dihadapi rumah sakit dalam menangani masalah penyakit gagal ginjal akut anak. Menurutnya, sarana prasarana dan sumber daya manusia (SDM) yang ada saat ini belum memenuhi standar.
Hal itu karena RSUD Baubau masih berstatus tipe c. Sedangkan untuk penanganan penyakit gagal ginjal akut pada anak dibutuhkan tenaga ahli Nefrologi anak didukung dengan prasarana hemodialisa anak. Perlengkapan seperti ini biasanya dimiliki rumah sakit tipe A. (A)
Kontributor: Yudin
Editor: Ilham Surahmin