ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sulawesi Tenggara (Sultra) nomor urut 2 Hugua berkampanye di Pulau Kabaena dengan mengunjungi Kecamatan Kabaena Timur, Kabupaten Bombana, Jumat (13/4/2018). Di lokasi ini Hugua mendapat curahan hati (curhat) warga terkait kondisi yang dialami di daerah mereka.
Contohnya, saat Hugua tiba di Kelurahan Dongkala, seorang warga suku Bajo mengeluhkan titian jembatan menuju rumah mereka yang hampir roboh, namun belum mendapat perhatian pemerintah.
“Sudah hampir 20 tahun titian menuju rumah kami tidak pernah diperbaiki. Kalau kami usulkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), selalu dialihkan. Kami tidak tau apakah dendam lama atau apa, makanya kami minta bisa diperbaiki,” ungkap Sein, warga Kelurahan Dongkala.
Tak hanya itu, saat Hugua berada di Kelurahan Lambale, warga mengeluhkan ikan yang mereka jual ke daerah lain tidak bisa bertahan lama, karena belum tersedianya pabrik es di daerah mereka. Padahal hampir seluruh masyarakat di Kabaena Timur bermata pencaharian nelayan.
“Belakangan ini kami kedatangan nelayan dari luar yang menangkap ikan dengan peralatan canggih, itu mengganggu kami nelayan tradisional. Adalagi pak, kalau bisa ada juga bank di sini, supaya kita tau itu yang pake kartu gesek, masa kita kirim uang administrasinya sampe Rp30 ribu. Mahal sekali,” ujar Baharuddin warga Kelurahan Lambale
(Baca Juga : Deklarasi KJ3, Hugua Berharap Pemda Jadi Motor Penggerak Kemajuan Pariwisata Sultra)
Menanggapi hal itu, Hugua mengungkapkan, berdasarkan pengalamannya di Wakatobi banyak nelayan yang sudah merasakan dampak terhadap bantuan yang diberikan pemerintah.
“Kebutuhan masyarakat tidak terlalu sulit karena hanya pancing dan beberapa peralatan yang dibutuhkan. Kalau di Wakatobi kami bantu nelayan untuk menangkap ekor kuning, cakalang. Di sana itu kalau dapat 1 atau 2 ekor sudah bisa dapat uang juataan,” kata mantan Bupati Wakatobi 2 periode ini.
Ia menambahkan, apalagi kalau pemekaran Kabupaten Kabaena terealisasi, maka bantuan terhadap nelayan akan semakin banyak, termasuk perbaikan infrastruktur yang dikeluhkan masyarakat Bajo. (A)