ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sempat diisi oleh beberapa orang pedagang, Pasar Nambo yang terletak di Kelurahan Nambo, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) kini kembali kosong tanpa pedagang.
Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Kendari, Asnar menyebutkan awalnya ada sekitar 10 pedagang yang berjualan di pasar yang diresmikan sejak 2016 lalu itu. Namun, dengan alasan sepi pengunjung, beberapa bulan belakangan para pedagang memilih meninggalkan pasar.
“Awalnya, ada sekira 10 pedagang yang melakukan penjualan di pasar ini. Karena alasan sepi pembeli maka satu per satu pedagang meninggalkan pasar tersebut. Masyarakat juga kebanyakan masih memilih ke pasar Lapulu,” ujar Asnar diwawancarai, Kamis (6/2/2020).
Ia juga menyebutkan berbagai upaya telah dilakukan pihaknya untuk menghidupkan Pasar Nambo tersebut. Namun, dengan alasan sepi para pedagang masih belum mau mengisi pasar tersebut. Mereka bahkan lebih memilih berjualan di rumah masing-masing.
“Kita sudah melakukan beberapa kali sosialisasi kepada para pedagang agar bisa melakukan proses jual beli di pasar tradisional itu, tapi hasilnya masih sama,” ujarnya.
Menurutnya, jika dimanfaatkan Pasar Nambo sendiri bisa menampung kurang lebih 50 pedagang dan bisa digunakan oleh para pedagang secara gratis.
“Sebenarnya kalau para pedagang ingin mengisi pasar tersebut, ke depanya kan Pasar Nambo juga akan ramai oleh banyak pengunjung. Sebab, letak Pasar Nambo ini cukup strategis dengan adanya tempat wisata tepat di depannya,” kata dia.
Pihaknya berharap agar seluruh pedagang dan juga masyarakat yang ada di daerah Nambo bisa memanfaatkan fasilitas yang disiapkan oleh pemkot. Sangat disayangkan jika aset yang dibangun oleh Pemerintah Kota Kendari tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.
Pantauan awak zonasultra.id di pasar yang letaknya tak jauh dari Pantai Nambo tersebut sangat sepi dan tidak ada sama sekali aktivitas jual-beli sebagaimana pasar pada umumnya.
Pasar ini sendiri telah dibangun sejak tahun 2015 silam pada era pemerintahan Asrun-Musadar, yang menghabiskan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp2,5 miliar. (b)
Kontributor: Sri Rahayu
Editor: Jumriati