ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Sejumlah siswa Sekolah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Watunohu, kecamatan Watunohu, Kabupaten Kolaka utara (Kolut) Sulawesi Tenggara (sultra) meminta Hasrun Basir, Guru Seni Budaya mereka untuk mengajar kembali pasca dipecat oleh Kepala Sekolah (Kepsek) setempat.
Fitri, siswi SMK N 1 Watunohu kelas X farmasi mengatakan, selama kelasnya di isi oleh guru mata pelajaran (Mapel) seni budaya yang dibawakan oleh Hasrun Basir, selalu tepat waktu dan cara mebawakan materi dapat dimengerti siswa.
“Guru seni budaya jarang alpa kasian kalau jamnya masuk, malah cepat dimengerti kalau kalau mengajar,” katanya, Rabu (10/1/2018).
Dia menambahkan, dirinya beserta teman kelasnya tidak rela jika guru yang selama ini dia kenalnya selama ini, nanti akan mengajar di tempat lain. Pasalnya, pribadi dan pembawaannya selama di sekolah cukup baik.
“Saya mau tau apa penyebabnya, kenapa pak guru keluar, padahal kita senang. Kalau bisa pak Hasrun mengajar disini kembali,” ujar fitri diikuti teman lainnya.
Sementara itu, Sekertaris Umum Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Lebaga Laskar Merah Putih Kolut Ahmad Akbar sangat menyayangkan tindakan pihak sekolah tidak membayar sepenuhnya gaji honorer, padahal sudah mengabdikan dirinya sebagai pendidik.
“Menurut saya pak, ini perbuatan yang mendzolimi honorer, karena tidak dibayar tidak sesuai dengan jumlah jam kerjanya,” kata Ahmad.
(Baca Juga : Gegara Postingan di Facebook, Guru Honorer di Kolut Diberhentikan)
Dia juga menyoal pemberhentian terhadap Hasrun Basri itu. Kata dia, peberhentian tentu punya prosedur dari pihak sekolah, dengan mempertimbangkan aspek moral. Apalagi Hasrun hanyalah guru honorer.
“Ini seharusnya menjadi perhatian khusus dan tindak lanjut pihak pihak terkait agar nasib dan tunjagan honorer di perhatikan,” tandasnya.
Sebelumnya, Hasrun Basir, diberhentikan oleh kepala sekolahnya akibat memposting dugaan pemotongan honorarium di akun Facebook-nya, Selasa (9/1/2018).
Dalam postingannya, dia mengeluhkan soal pemotongan honorium sejak semester II tahun 2017 lalu. Para guru mengeluh adanya kebijakan sepihak yang diberlakukan pihak sekolah dengan menerapkan aturan pemotongan gaji bagi honorer dan buruknya sistem pendidikan yang ada di sekolah tersebut.
Pasca curhatnya di media sosial itu, Hasrun Basir langsung menerima surat pemberhentian dari sekolah. (B)
Reporter : Rusman
Editor : Abdul Saban