ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Stok gula pasir di gudang Perum Bulog Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) saat ini kosong. Kekosongan stok ini akibat kelangkaan gula pasir yang sudah terjadi sejak awal tahun ini.
Kepala Perum Bulog Kolaka Deny mengatakan, belum lama ini terjadi gagal panen tebu di Pulau Jawa yang menyebabkan berkurangnya produksi gula. Hal tersebut yang mengakibatkan stok gula secara nasional mengalami kekurangan.
Kelangkaan, sebutnya terjadi sebelum adanya penyebaran virus corona, jadi bukan karena adanya virus corona. Namun, merebaknya isu virus corona tersebut bisa mempengaruhi proses pengiriman impor gula nantinya bila usulan impor gula disetujui pemerintah.
Untuk memenuhi kebutuhan gula masyarakat Kolaka saat ini, kata Deny, pihaknya meminta suplai gula yang masih tersedia di Perum Bulog Sultra.
(Baca Juga : Dinkes Kota Kendari Mulai Bagikan 5000 Masker Gratis)
Deny menjelaskan dirinya telah mengajukan permintaan stok sebanyak 2 ton gula pasir dan dua hari ke depan suplai dari provinsi akan tiba di Gudang Perum Bulog Kolaka.
Namun, ketersediaan stok ini kata dia, hanya akan mencukupi kebutuhan masyarakat selama 1 hingga 3 pekan ke depan. Dengan masuknya stok tersebut diharapkan bisa menjaga stabilitas harga gula pasir di pasaran, apalagi sekarang harga gula sudah mulai naik.
“Permintaan stok ini juga untuk menjaga stabilitas harga gula di pasaran yang mulai naik harganya hingga Rp17.500 per kilogram gula curah,” ujarnya ditemui di ruangan kerjanya, Selasa (17/3/2020).
Tak hanya gula, Bulog Kolaka juga tidak memiliki stok minyak. Sementara beras dan terigu sampai saat ini masih aman. Setidaknya Bulog Kolaka masih memiliki stok 202 ton beras dan 1,3 ton terigu.
Kemudian, pihaknya sementara meminta suplai beras dari provinsi sebanyak 300 ton beras. Sehingga, stok beras di gudang Bulog Kolaka akan menjadi 502 ton. Kata dia, dengan adanya panen raya pada akhir April dan Mei mendatang, kebutuhan beras masyarakat masih akan tetap terpenuhi.
“Stok beras ini mencukupi hingga musim panen berikutnya pada April hingga Juni mendatang. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan stok tersebut,” jelasnya. (a)