ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Hand Sanitizer dan masker di sejumlah swalayan dan apotek di Kolaka mengalami kekosongan sejak beberapa hari lalu.
Fikar, salah satu warga Kolaka, mengatakan sudah beberapa hari ini hand sanitizer susah didapatkan di swalayan maupun di apotek. “Saat saya mau beli, sama pelayanannya di bilang kosong stoknya,” ujarnya.
Ia mengaku membeli hand sanitizer untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus Corona. Karena hal itu sangat penting menjaga kebersihan diri, khususnya selalu mencuci tangan.
Sebagai masyarakat ia berharap pemerintah daerah bisa membantu menyediakan hand sanitizer dan masker yang juga langka. Dijelaskan Fikar, kedua produk ini menjadi hal penting bagi masyarakat untuk tetap menjaga kesehatannya.
(Baca Juga : Harga Gula Pasir di Kolaka Melonjak)
Warga Kolaka lainnya, Andi Tenri mengatakan, saat ini mencari hand sanitizer untuk keperluan pribadi sangat sulit. Apalagi harus menyediakan hand sanitizer di tempat kerja. Hingga saat ini tempatnya bekerja belum menyediakan hand sanitizer.
Manager Top Swalayan, Anto mengatakan stok hand sanitizer di swalayan tidak lagi tersedia. Sama halnya juga dengan masker. Kedua produk tersebut, paling banyak dicari warga sejak merebaknya virus Corona ini.
Selama stok tersedia, pihaknya menjual dengan harga normal dan tak membatasi pelanggan yang ingin membeli sehingga stoknya cepat habis. Sebab, ia berpikir swalayan memiliki banyak stok untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Harusnya kemarin-kemarin kami batasi masyarakat yang mau beli. Supaya masyarakat tidak sulit dapatkan kedua produk itu,” ujarnya di Kolaka, Rabu (18/3/2020)
(Baca Juga : 133 Warga di Sultra Masuk Status ODP Virus Corona)
Saat ini, pihaknya sedang berupaya untuk mendapatkan suplai hand sanitizer agar tetap bisa memenuhi keperluan masyarakat di Kolaka. Sementara masker, kata dia, stok masih ada, namun harganya mahal.
Hal yang sama juga diungkapkan Manager Alaska Swalayan, Ernita. Hand sanitizer semua merek yang tersedia di swalayan kosong sejak bulan Januari 2020. Sebutnya, ada distributor yang menawari salah satu merek hand sanitizer yang biasanya harga Rp5.000, ditawari dengan harga Rp20.000.
Ernita mengungkapkan, mending tidak menyediakan stok, bila harus menjual dengan harga mahal, daripada harus mendapatkan sorotan dari instansi terkait. Termasuk masker pun kosong. Terakhir kali, pihaknya telah menyediakan masker pada Desember 2019 lalu.
Sebutnya sekalipun pihaknya mensuplai masker dari Kendari dan daerah lainnya, harga masker yang mereka dapatkan sangat mahal. Dan bingung harus menjual dengan harga berapa kepada pelanggan.
“Kalau dikasihki Rp5 ribu per lembar, berapa kita mau jualkan? Sebentar kita ditegur lagi sama BPOM, kenapa tinggi sekali dijualkan,” ujarnya. (a)