ZONASULTRA.COM,KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara berada pada urutan 13 dari 34 Provinsi di Indonesia, kasus pelecehan seksual terhadap anak.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (KPA) Aris Merdeka Sirait saat mengunjungi anak korban kekerasan pelecehan seksual di Desa Wonua Sangia, Kecamatan Landono, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi sulawesi Tenggara (Sultra) Selasa siang tadi, (28/11/2016).
“Sulawesi Tenggara secara keseluruhan menurut catatan kementrian sosial dan hasil monitor kita bersama lembaga-lembaga perlindungan anak di Indonesia, berada diurutan 13 dari 34 provinsi yang ada,” kata Sirait di Desa Wonua Sangia.
Sirait mengatakan, salah satu penyebab yang mengakibatkan tumbuh suburnya kasus kekerasan seksual terhadap anak adalah kurangnya pemahaman religius serta pengaplikasiannya di tengah masyarakat.
Selain itu, pria berambut gondrong dan berjenggot lebat ini juga mengatakan perkembangan kasus kekerasan seksual terhadap anak banyak didominasi dari wilayah timur. Sayangnya, ia tidak menyebutkan daerah mana saja yang dimaksudnya.
“Untuk meminimalisir kejadian serupa, kita akan bekerjasama dengan lembaga perlindungan anak yaang ada di Kota Kendari dan juga pihak kepolisian,” tambahnya.
(Baca Juga : Ditinggal Istri Jadi TKW, Ayah di Konsel Tega Setubuhi Dua Anak Kandungnya)
Sirait juga menghimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kegiatan religius bersama anak anaknya sperti sholat berjamaah bersama di rumah serta ditambah dengan doa bersama.
“Tujuan kita sholat berjamaah di rumah tentunya untuk membentengi anak anak kita, dan juga menjalin kebersamaan dan keharmonisan dalam rumah tangga,” tutup Sirait.
Untuk diketahui, Sirait mengunjungi Desa Wonua Sangia, Kecamatan Landono, Kabupaten Konawe Selatan ini dalam rangka mengunjungi dua orang anak bersaudara korban kekerasan seksual yang dilakukan ayah kandungnya sendiri. (B)
Reporter : Lukman Budianto
Editor : Tahir Ose
