Tak Melulu Tangani Perambahan, TNRAW Genjot Potensi Wisata

167
Tak Melulu Tangani Perambahan, TNRAW Genjot Potensi Wisata
TNRAW - Kepala Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) Ali Bahri saat memberikan pemaparan mengenai program kerja pengembangan kawasan wisata taman nasional dalam acara RPJP TNRAW 2018-2027, Senin (5/11/2018) malam di Swiss Bel Hotel Kendari. (ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM,KENDARI – Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) kini tengah menyiapkan sejumlah program kerja yang akan dilaksanakan pada tahun 2019 mendatang. Salah satunya peningkatan potensi kawasan wisata.

Kepala Balai TNRAW Ali Bahri, mengakui jika selama ini pihaknya hanya fokus pada penanganan dan perlindungan taman nasional dari aktivitas perambahan. Tetapi, tidak pernah melihat dan mengembangkan potensi yang ada di TN Rawa Aopa Watumohai.

“Kami akui selama ini kami fokus kepada pengawasan aktivitas perambahan, tapi tidak pernah melihat potensi apa yang bisa dikembang di kawasan taman nasional,” kata Ali Bahari dalam acara sosialisasi Rencana Pengelolaan Jangka Panjang (RPJP) Balai TNRAW Tahun 2018-2027, Senin (5/11/2018) di salah satu hotel di Kendari.

Setelah melalui kajian, pengembangan kawasan wisata terpadu menjadi solusi untuk menyeimbangkan tugas TNRAW yang tidak hanya bertumpu pada pengawasan perambahan, tetapi juga pemanfaatan kawasan taman nasional.

Dalam waktu dekat, pengembangan kawasan wisata mangrove yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) menjadi pilihannya. Pihak TNRAW akan menyiapkan fasilitas perahu bagi para wisatawan yang akan menikmati aliran sungai dengan pemandangan pohon mangrove.

Selain fasilitas kapal, akan dibangun pula rumah karamba yang berada di tengah sungai sebagai tempat peristirahatan pengunjung.

BACA JUGA :  Realisasi Belanja Negara di Sultra Tahun 2023 Sebesar Rp29 Triliun

“Di situ pengunjung bisa makan, minum kopi dan tentunya yang memasak dan yang menjadi pedagangnya adalah mereka warga yang tinggal disekitar kawasan TN,” jelas Ali Bahri.

Artinya, Balai TNRAW dalam mengembangkan potensi wisata ini akan melibat masyarakat sekitar, sehingga dampak perekonomian dapat dirasakan. Misalnya, dalam penyediaan home stay bagi pengujung.

Selain kawasan hutan Mangrove, Balai TNRAW juga akan meningkatkan pemanfaatan kawasan yang berpotensi menjadi destinasi wisata baru misalnya kawasan Bukit Modus dan kampung adat Hukaea.

Kepala Bappeda Kabupaten Bombana Sukarnaeni yang hadir dalam acara sosialisasi ini, menyampaikan apresiasinya atas inisiasi balai TNRAW dalam hal rencana pengembangan potensi wisata taman nasional yang biasanya disebut sebagai kawasan PPA oleh masyarakat Bombana.

“Kami Pemda Bombana tentu akan mendukung hal ini, apalagi manfaatnya akan dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar,” kata Sukarnaeni.

Ia pun berharap, sejumlah program yang telah dipaparkan ini dapat berjalan sesuai dengan perencanaan dan dapat direalisasikan sebagai bentuk komitmen dari Balai TNRAW.

Kepala SPTN Wilayah III Balai TNRAW Hasruddin, menambahkan, pengembangan potensi wisata yang ada di kawasan yang melewati wilayah administrasi Kabuapten Konsel, Bombana, Konawe dan Kolaka Timur (Koltim) dapat dikerjakan secara bersama.

BACA JUGA :  7 Keunggulan MacBook Air yang Membuatnya Jadi Pilihan Utama

Sehingga, usulan dari pemerintah setempat dan masyarakat akan menjadi pertimbangan untuk dapat diakomodir.

“Misalnya ada usulan untuk wisata di kawasan yang masuk zona rimba, setelah dilakukan kajian ternyata pengembangan wisata di lokasi tersebut bisa dilakukan maka akan diakomodir. Tentunya melalui mekanisme aturan perundang-undangan, misalnya perubahan status zona rimba menjadi zona pemanfaatan berdasarkan SK Menteri,” tukasnya.

Untuk diketahui, Hutan Mangrove yang ada di kawasan TN Rawa Aopa Watumohai sendiri memiliki luas sekitar 6.123 hektare dan sekitar 2.098 hektar merupakan ekosistem penyebaran utama anoa dataran rendah. Ketebalan mangrove dari bibir laut berkisar 2-7 km, sedangkan panjang garis pantainya lebih dari 23 km.

Salah satu dosen Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Analuddin dalam penelitiannya tahun 2013 menyatakan bahwa hutan mangrove TNRAW didominasi oleh 4 jenis mangrove sejati, yaitu Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Lumnitzera littoria dan Ceriops tagal. Jenis seperti Rhizophora apiculata, Lumnitzera littoria dan Ceriops tagal mendominasi vegetasi dekat daratan. Di bagian tengah, jenis yang dominan adalah Rhizophora apiculata. Untuk daerah pantai jenisnya lebih bervariasi. (A)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor : Kiki

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini