ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Kasus gizi buruk kembali ditemukan di Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) Kabupaten Wakatobi. Sebelumnya, ada 20 anak di pulau Binongko terbukti secara klinis mengidap penyakit yang sama.
Kali ini, seorang bayi usia 4 bulan bernama Asila, buah cinta dari pasangan Wa Ada dan Alimudin, warga Desa Numana, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, terbaring lemas dan mendapatkan perawatan intensif di ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Wakatobi.
Kondisi bayi kian memburuk, berat badan saat dilahir mencapai 3,2 kilo gram, kini hanya tinggal 2,7 kilo gram saja.
Ibu sang bayi, Wa Ada menuturkan, dalam kurun waktu 4 bulan sejak awal kelahiran anaknya sudah empat kali menjalani perawatan intensif.
“Sudah empat kali mi diopname, pertama kali di klinik dokter, tiga kalinya di Rumah Sakit,” ungkapnya saat ditemui di ruang ICU RSUD Wakatobi, Selasa (11/4/2017).
Perawatan pertama dan kedua, pihak keluarga masih dibebaskan biaya rumah sakit. Pengobatan berikutnya, pihak rumah sakit terpaksa membebani keluarga pasien sang bayi.
Tentunya hal ini sangat membebani Wa ada, sementara sang suaminya hanya bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan tak menentu, sehingga membuatnya sangat bingung melihat kondisi buah hatinya itu.
Bahkan, ia mengaku sempat meminta pihak rumah sakit untuk dipulangkan lantaran tak punya biaya, meski hanya untuk membeli obat. Beruntung, dokter yang menanganinya bersedia membantu mengkomunikasikan kondisi ini ke pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Kesehatan RI, hingga akhirnya diarahkan untuk segera dirujuk ke salah satu rumah sakit di luar daerah.
Namun, hambatan lain kembali lagi dihadapinya saat hendak dirujuk. dr. Gazali yang merupakan dokter spesial anak di RSUD Wakatobi mengatakan, pihak maskapai penerbangan tidak mau mengambil resiko karena sang bayi harus menggunakan tabung oksigen sebagai pembantu alat pernapasan Asila dikhawatirkan akan meledak saat proses perjalanan dalam pesawat.
“Awak pesawat tidak mau kalau ada oksigen karena khawatir dengan perubahan tekanan secara tiba-tiba di udara yang dapat memicu ledakan dalam pesawat, katanya jangan sampai dengan maksud menyelamatkan nyawa satu orang, akhirnya mengorbankan nyawa penumpang lainnya,” jelasnya.
Mau tidak mau, rencana berobat keluar daerah harus tertunda sementara waktu sembari menunggu kondisi bayi memungkinkan dibawa tanpa menggunakan oksigen.
Baca Juga : 20 Anak di Pulau Binongko Menderita Gizi Buruk
“Sebenarnya bisa saja kita lakukan perujukan tanpa oksigen, namun kondisinya harus sedikit membaik dulu sehingga kami sementara berusaha carikan susu khusus anak penderita gizi buruk yang harus dipesan langsung dari Makassar untuk membantu kondisi pemulihan tubuhnya,” ujarnya.
Mendengar kejadian yang menimpa Asila, Bupati Wakatobi, Arhawi, melihat langsung kondisi pasien dan menyatakan siap membantu biaya pengobatan sang bayi hingga pulih. Ia meminta dokter Gazali untuk mengupayakan semaksimal mungkin proses penanganan sehingga secepatnya pasien dirujuk.
“Saya minta tolonglah pak dokter carikan solusi apa saja yang dibutuhkan supaya anak ini secepatnya dirujuk, untuk masalah biaya nanti sampaikan ke saya berapa saja yang dibutuhkan. Setelah itu kalau kondisinya sudah memungkinkan, beritahu saya agar kita siapkan lagi biaya pengobatannya disana nanti,” Imbuhnya. (B)
Reporter : Nova Ely Surya
Editor : Kiki