Tekanan Inflasi Sultra di November 2018 Meningkat

220
Kepala Perwakilan BI Sultra Minot Purwahono
Minot Purwahono

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pada bulan November 2018, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami peningkatan tekanan inflasi dengan capaian sebesar 0,32 persen month to month (mtm) dibandingkan dengan capaian inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,20 persen (mtm).

Dengan begitu inflasi Sultra secara tahunan tercatat sebesar 2,98 persen year on year (yoy). Capaian ini lebih rendah dari inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,23 persen (yoy) dan berada pada target inflasi tahun 2018 yang sebesar 3,5% + 1 persen.

Kepala Perwakilan BI Sultra Minot Purwahono mengatakan, secara umum inflasi disebabkan oleh inflasi yang terjadi di Kota Kendari maupun Kota Baubau dengan capaian masing- masing sebesar 0,28 persen (mtm) dan 0,42 persen (mtm).

Minot menjelaskan beberapa penyebab terjadinya peningkatan tekanan inflasi pada periode ini, diantaranya terutama disebabkan peningkatan tekanan inflasi pada bahan makanan dan sandang.

Bahan makanan tercatat mengalami inflasi 0,79 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan capaian inflasi pada periode sebelumnya yang sebesar 0,43 persen (mtm).

BACA JUGA :  7 Keunggulan MacBook Air yang Membuatnya Jadi Pilihan Utama

Peningkatan curah hujan yang signifikan pada sentra penghasil sayur-sayuran di Konawe Selatan (Konsel) dan Kota Kendari, menyebabkan terjadinya penurunan produksi yang mendorong peningkatan harga pada beberapa jenis sayuran seperti kacang panjang dan terong panjang yang mengalami inflasi masing-masing sebesar 9,20 persen (mtm) dan 4,51 persen (mtm).

Kemudian, cuaca yang kurang kondusif juga berdampak terhadap peningkatan harga beberapa jenis ikan seperti ikan kembung yang mengalami inflasi sebesar 2,42 persen (mtm), ikan layang 0,63 persen (mtm), ikan cakalang 0,75 persen (mtm), dan ikan rambe 1,52 persen (mtm).

Selain itu, tekanan inflasi juga terjadi pada komoditas beras yang disebabkan oleh tingginya permintaan dari luar Sulawesi Tenggara (Sultra) dan telah usainya masa panen di luar Sultra. Pada periode ini, beras tercatat mengalami inflasi sebesar 0,63 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 0,58 persen (mtm).

BACA JUGA :  Indosat membukukan pendapatan sebesar Rp51,2 triliun di tahun 2023

“Selain komoditas bahan makanan, inflasi pada November 2018 juga didorong oleh peningkatan permintaan dan perubahan harga pada kelompok sandang seperti celana jeans panjang,” kata Minot melalui rilis tertulis, Rabu (5/11/2018).

Namun demikian, peningkatan tekanan inflasi tersebut tertahan oleh penurunan tekanan inflasi yang terjadi pada 5 kelompok inflasi lainnya, yaitu kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan dan kelompok transportasi.

Untuk itu, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sultra bersama dengan TPID kabupaten/kota terus berkoordinasi untuk mencermati perkembangan harga di pasar, khususnya harga komoditas bahan makanan menjelang akhir tahun.

Pemantauan dan koordinasi dengan pihak maskapai penerbangan dan otoritas bandar udara juga akan dilakukan untuk memastikan ketersediaan penerbangan dan menjaga volatilitas harga tiket pesawat.

“TPID akan berupaya untuk memastikan ketersediaan stok guna menjaga kestabilan harga beras di Sultra,” jelasnya. (b)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini