ZONASULTRA.COM,WANGGUDU – Banjir bandang susulan yang terjadi pada hari Jumat (7/6/2019) lalu, membuat jembatan sepanjang lima meter yang berada di Kecamatan Asera putus. Arus air yang meningkat deras dengan ketinggian sekira 10 meter meluap naik di badan jalan mengangkibatkan aktivitas masyarakat lumpuh total.
Parahnya, ribuan masyarakat di Kecamatan Asera, Oheo, Landawe, Langgikim, Wiwirano terisolir dikarenakan jembatan yang menjadi satu-satunya akses penghubung dengan Ibukota Wanggudu terputus. Belum lagi warga masih berupaya menyelamatkan diri ke daerah lain dari kepungan banjir setinggi empat hingga enam meter.
Dari informasi yang diperoleh awak media Zonasultra.com kondisi itu, membuat masyarakat kesulitah bahan makanan dan obat-obatan, serta tempat tinggal sehingga berbagai macam penyakit seperti diare, demam, gatal-gatal, sakit kepala meyerang masyarakat. Seperti yang terjadi di Desa Bendewuta, Wiwirano, Bendewuta, Puuhialu, Mopute, Laronaha Horoe, Bandaeha, Kota Maju, Kelurahan Linomoiyo dan lainnya.
(Baca Juga : Banjir Bandang Konut, 855 Rumah Tenggelam, 56 Hanyut, 4.089 Warga Mengungsi)
Kondisi tersebut telah berlangsung selama 3 hari sejak banjir bandang susulan menerjang wilayah Bumi Oheo itu. Sebelumnya, banjir badang di daerah itu telah terjadi mulai, Minggu (2/6/2019) lalu.
“Warga sudah diserang penyakit diaere terutama anak-anak dan Balita. Belum tembus obat-obatan, juga sebagian logistik. Akses darat susah tembus, baik dari arah Wanggudu maupun Wiwirano soalnya naik sekali air baru arusnya keras. Warga di sana sangat membutuhkan bantuan,”kata Muskariansyah, warga Kecamatan Asera saat menyampaikan kondisi masyarakat diwilayah tersebut, Senin (10/6/201).
Masyarakat berharap kepada Pemerintah setempat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga pihak terkait lainya segera memberikan bantuan untuk membantu warga yang dilanda penyakit.
(Baca Juga : Banjir Kembali Terjang Konut, 50 Rumah Tenggelam, Satu Hanyut)
Sementara itu, Kepala BPBD Konut, Rahmatullah mengatakan, pihaknya saat ini tengah berupaya menembus daerah banjir. Mereka mengalami kesulitan menempuh jalur air dikerenkaan arus sungai yang deras.
“Sangat sulit dilewati untuk tembus seperti di Kecamatan Oheo, Langgikikama, Wiwirano dan Asera karena arus sangat keras, lewat darat sudah tidak bisa karena jembat putus total. Kami masih terus berusaha untuk mengevakuasi korban banjir. Korban sekarang sudah mencapai 5 ribuan yang mengungsi,”ujarnya.
Dia menambahkan, pihak BNPB RI telah memberika bantuan armada udara jenis pesawat cargo dan heli kopter yang akan digunakan untuk mengevakuasi para korban banjir dan mendistribusikan logisitk di tempat-tempat yang tidak bisa dilintasi. Ada juga aramaada kapal 12 unit dan tenda pengungsi 20 buah.
“Pesawatnya sudah ada di bandara Haluoleo dan bantuan lainnya. InsyaAllah hari ini sudah berangkat ke Konawe Utara. Sempat terhambat karena kondisi cuaca ekstrim, tidak bisa terbang,”tukasnya. (B)