Tiap Hari Makan Debu, Warga Koltim Tahan Mobil Pengangkut Material ke Waduk

Tiap Hari Makan Debu, Warga Koltim Tahan Mobil Pengangkut Material ke Waduk
WARGA PROTES - Warga Desa Lalowosula dan Putemata, Kecamatan Ladongi, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara terpaksa menahan truk yang mengangkut material tanah merah menuju lokasi pembangunan waduk atau bendungan Ladongi. (Foto : Istimewa)

ZONASULTRA. COM, TIRAWUTA – Sejumlah warga Desa Lalowosula dan Putemata, Kecamatan Ladongi, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) Sulawesi Tenggara terpaksa menahan truk yang mengangkut material tanah merah menuju lokasi pembangunan waduk atau bendungan Ladongi, Rabu (4/12/2019).

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes warga terhadap aktivitas pengangkutan material yang sudah dua bulan ini berjalan. Warga merasa kesal dan gerah karena setiap hari harus menghirup debu.

Debu berasal dari sisa material truk yang terjatuh akibat kelebihan kapasitas pengangkutan. Dalam aksi ini, tiga kendaraan pengangkut matrial berhasil ditahan warga.

Edi (29), warga desa Lalowosula mengungkapkan, debu sangat menggangu kesehatan. Bahkan, beberapa warga terkena sesak dan batuk. Sedangkan anak-anak terkena iritasi atau gatal-gatal.

Baca Juga : Kabut Asap di Koltim Meluas Hingga Kolaka dan Konawe

Selain menganggu kesehatan, debu juga masuk ke dalam rumah warga, menyebabkan lantai rumah maupun perabot rumah tangga menjadi kotor dan berwarna kemerahan.

“Kalau mau makan saja, kita harus mencuci kembali piring yang ada di rak piring,”kesal Edi saat dihubungi via telepon, Rabu (4/12/2019).

Tidak sampai di situ, pendapatan dari usaha warung makan milik Edi menjadi menurun, lantaran pelanggan sepi.

“Pelanggan itu kalau masuk warung yang dia perhatikan pertama itu masalah kebersihan. Bagaimana mejanya, kursinya. Nah,kalau berdebu setiap hari bagaimana. Mereka juga tidak mau mampir untuk makan,”ujarnya.

Dikatakan, permasalahan debu ini telah disampaikan kepada pihak pengelolah muatan. Meskipun telah mendapat penyiraman, namun warga masih merasa belum dilakukan secara maksimal seperti diharapkan.

“Belum selesai menyiram dari Ladongi ke Putemata, debunya sudah kering. Baru kendaraan yang digunakan untuk menyiram hanya satu saja. Kadang sehari, cuma satu kali atau dua kali penyiraman. Kami berharap agar penyiraman debu jangan sampai telat, dan diupayakan jangan hanya sekali atau dua kali saja,”ucapnya.

Protes yang dilakukan warga, lanjut Edi bukan bertujuan untuk menghalang-halangi pelaksanaan proyek pembangunan bendungan Ladongi. Terlebih lagi, proyek tersebut merupakan proyek nasional, dan kehadirannya demi kemajuan daerah Koltim.

“Kami tidak pernah melarang truk untuk lewat. Apalagi jalan raya itu bukan milik kami. Hanya saja kami menginginkan agar ada solusi yang baik sehingga kami sebagai masyarakat tidak dirugikan juga. Kalian bisa lewat, kami juga bebas dari debu,”ujarnya.

Terlepas dari debu, jalan yang dilalui setelah disiram menjadi licin serta berpotensi menimbulkan resiko kecelakaan, utamanya pengendara sepeda motor.

“Tanah yang jatuh ketika dilibas kendaraan akan menjadi padat. Saat dikena air sedikit maka akan menyebabkan jalanan menjadi licin. Itu bisa menimbulkan resiko bagi pengguna kendaraan roda dua. Tetangga saya menyampaikan bahwa semalam itu ada 13 sepeda motor yang teejatuh terpental akibat jalanan licin,” jelasnya.

Baca Juga : Pasokan Air di Simbalai Tersendat, Ini Penjelasan PDAM Koltim

Edi menambahkan, satu jam setelah mereka melakukan aksi, pihak PT Global selaku pelaksana pemuatan material tanah langsung mengunjungi mereka.

” Pihak pengelolah berjanji akan menambah armada penyiraman, muatan material setiap kendaraan pengangkut akan dikurangi, terpal yang digunakan kendaraan pengangkut selama ini akan diganti, kecepatan kendaraan saat melintas dijalanan akan dikurangi,”ucapnya.

“Kami juga sudah didatangi oleh pelaksana pekerjaan bendungan Ladongi dalam hal ini pihak HK (PT Hutama Karya). Mereka juga akan menurunkan alat berat untuk membenahi jalan. Alhamdulillah tadi ini sudah turun alat berat dari pihak HK, dan sementara mulai action sekarang. Kami berharap persoalan ini bisa diperhatikan,”tambah Edi. (b)

 


Kontributor : Samrul
Editor : Kiki

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini