Tingginya Permintaan Jadi Penyebab Kenaikkan Harga Gas Elpiji 3 Kg di Konut

ilustrasi gas elpiji langka
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM,WANGGUDU – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), menyebutkan bahwa salah satu penyebab melonjaknya harga gas elpiji 3 kilogram di wilayah itu lantaran meningkatnya pengguna bahan bakar tersebut. Hal itu disampaikan Kasi Pembinaan Usaha Pasar dan Distribusi Perdagangan (PUPDP) Disperindag Konut, Slamet Sukarno, saat turun lapangan, Senin (16/4/2018).

Tak hanya itu, keterlambatan pasokan bahan bakar pengganti minyak tanah itu melalui depot ke pangkalan penyalur juga membuat para pengecer lebih memilih untuk mengambil gas elpiji luar Konut dengan harga di atas standar. Sehingga, saat kembali dijual ke warga nilai yang ditawarakan lebih tinggi.

Dijelaskan, melalui koordinasi untuk Konut jatah stok tabung gas melon ke pertamina Lasolo salah satu pangkalan penyalur berjumlah 60 ret per bulan, dalam 1 truk berisi 530 tabung. Namun, sejak dua bulan terakhir ini pasokan gas sering mengalami keterlambatan.

(Baca Juga : Gas Elpiji 3 Kg di Konut Tembus Harga Rp 35 Ribu)

“Menurut keterangan yang diberikan kapal pemuat gas sering terlambat mendrop di depot. Sehingga, begitu masuk gasnya, langsung di beli habis sama warga dan pengecer-pegecer lainnya,” tutur Slamet sesuai penyampaian salah satu pegawai SPBU Lasolo, Nina saat dimintai keterangan terkait kelangkaan dan kenaikan tabung gas elpiji 3 kg.

Diungkapkan, untuk harga pangkalan dan agen penyalur di wilayah itu saat ini masih menjual dengan harga standar yaitu, Rp 19 sampai Rp 21 ribu, tergantung jarak tempuhnya. Kenaikan harga gas terjadi pada pengecer-pengecer kecil yang juga mendapat pasokan dari pengecer lain yang berada di luar daerah konut.

“Kami sudah survei langsung ke lapangan. Untuk dipangkalan harganya masih normal, kecuali di pengecer atau kios-kios keci itu tinggi memang. Yah, mungki karena kosongnya stock sekarang sehinga mereka beli di luar dengan harga tinggi, jadi begitu di salurkan harganya juga sudah naik. Namanya juga pedagang pasti harus ada untung,”terangnya.

Meski begitu, tambah Slamet, pihaknya masih terus melakukan pengawasan dan peninjauan terkait kelakaan bahan bakar tersebut, serta melakukan penelusuran lebih dalam untuk melihat situasi penyaluran gas elpiji 3 kg di lapangan agar tidak ada permainan. (B)

 


Reporter : Jefri Ipnu
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini