ZONASULTRA.COM, KENDARI – Akibat melemahnya nilai rupiah terhadap dolar, dalam sehari transaksi penukaran dolar AS ke rupiah di PT Haji La Tunrung Kendari mencapai Rp600 juta. Hari normal biasanya transaksi penukaran dolar ke rupiah dalam sehari sekitar Rp100 juta hingga Rp300 juta.
Kepala Cabang PT Haji La Tunrung Kendari Indah Pujianti mengatakan, terjadi peningkatakan dibanding hari biasanya sekitar dua kali lipat. Posisi saat ini nilai tukar dolar ke rupiah Rp14.728 sedangkan nilai tukar rupiah ke dolar Rp15.000.
“Kemarin transaksi kita mencapai Rp600 juta, untuk jumlah masyarakat yang datang menukarkan uangnya sebanyak 40 orang,” ungkap Indah Pujianti kepada zonasultra.id melalui sambungan WhatsApp, Rabu (5/9/2018).
Puji menambahkan tidak menutup kemungkinan jika rupiah terus melemah angka transaski dalam sehari bisa mengalami peningakatan yang signifikan. Guna mengantisipasi ketersedian uang rupiah pihaknya sudah menyediakan stok yang cukup, sehingga masyarakat dapat terlayani.
Melihat fenomena ini, pengamat ekonomi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari Syamsir Nur menjelaskan, meningkatnya transaksi masyarakat yang menukarkan uang dolarnya ke rupiah adalah hal yang wajar. Rupiah yang terdepresiasi atau pelemahan nilai tukar bagi masyarakat tertentu adalah peluang dalam memperoleh keuntungan.
“Kan motif memegang uang bagi masyarakat itu ada 3, salah satunya adalah motif spekulasi. Spekulasi yang dimaksud adalah mencari keuntungan karena mata uang rupiah dijadikan sebagai komoditas yang bisa mendapatkan keuntungan,” ungkap Syamsir Nur kepada zonasultra.
Kendati demikian, kata Syamsir, justru saat ini pemerintah meminta masyarakat untuk melepas dolarnya supaya dapat diakumulasi menjadi cadangan devisa negara. Apalagi ada aturan pemerintah bahwa tidak boleh memiliki dolar terlalu banyak bagi Warga Negara Indonesia (WNI). Jika rupiah melemah, salah satu cara mengatasinya dengan melepas cadangan devisa (dolar) ke pasar uang, namun masalahnya saat ini cadangan devisa Indonesia menipis.
Sehingga jika uang dolar masyarakat banyak yang masuk ke lembaga perbankan, maka ada peluang pemerintah untuk bisa menambah cadangan devisa. Menariknya, ada masyarakat yang beruntung dengan fenomena ini yaitu masyarakat penghasil komoditas berorientasi eskpor di mana harganya ikut naik yang otomatis keuntungan juga naik. Misalnya kakao dan komoditi perikanan. (B)