TRC, Tim Kemanusiaan yang Sering Dilupakan

TRC - Tim Reaksi Cepat (TRC) saat membantu korban banjir konawe beberapa waktu lalu. Tim Reaksi Cepat (TRC), tim kecil di bawah naungan BPBD Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra). (Restu Tebara/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Di setiap Kabupaten maupun Kota, terdapat tim yang khusus menangani bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, tsunami, atau bencana lain yang sering melanda daerah-daerah tertentu.

Kebanyakan orang mengenal bahwa tim itu adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), masyarakat tidak pernah tahu bahwa tidak semua pegawai instansi itu bisa melakukan evakuasi atau pencarian orang yang dilaporkan tersesat ataupun tenggelam.

Adalah Tim Reaksi Cepat (TRC), tim kecil di bawah naungan BPBD Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang berisikan belasan orang hebat yang rela mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan masyarakat yang terkena bencana alam. Mereka adalah tim kecil yang berada di barisan pertama dalam misi evakuasi korban.

Menerobos derasnya arus sungai dengan bayang-bayang serangan binatang buas penguasa air, tak pernah mengurungkan nyali mereka. Resiko lain yang bisa saja terjadi dalam melaksanakan tugas penyelamatan, adalah musibah kecelakaan yang bisa saja merengut nyawa.

(Baca Juga : Banjir Konawe, 4.095 Jiwa Mengungsi di 35 Tempat)

Namun saat misi berhasil, nama mereka atau nama tim tidak pernah disebutkan bahkan tak diberikan penghargaan.

TRC, Tim Kemanusiaan yang Sering Dilupakan

Sementara tim yang sudah bersahabat dengan panasnya terik matahari, dinginnya saat diguyur hujan saat beroperasi, dan menjadikan tanah sebagai tempat duduk kurang mendapat disanjung atau pun apresiasi.

Justru saat tim kecil ini melakukan kesalahan sedikit saja, tak kadang mereka mendapat perlakuan tidak menyenangkan. Mereka bahkan harus menanggung semua amarah pimpinan, ketika salah satu dari sekian tugas yang diberikan tidak dilaksanakan secara sempurna.

TRC Konawe

TRC Kabupaten Konawe, adalah tim kecil yang masih seumur jagung, namun aksi mereka dalam melakukan penyelamatan korban bencana tidak bisa dianggap sepele.

Meski berisikan belasan orang, tim ini pernah dipanggil dan bergabung dengan tim lain dalam proses evakuasi korban bencana tsunami yang melanda Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) kala itu dipimpin oleh Dedet Ilnariusta yang saat ini sudah berpindah tugas ke BPBD Provinsi Sultra.

Bahkan beberapa orang anggota TRC Konawe juga tercatat sebagai anggota TRC Pusat karena kemampuan mereka dalam melakukan evakuasi yang dianggap mumpuni.

Tinggalkan Anak Istri Demi Menyelamatkan Orang

Alikhider, adalah salah satu personil TRC Konawe yang juga anggota TRC Pusat yang banyak terlibat dalam misi penyelamatan korban bencana, mulai bencana banjir Konawe pada 2013 lalu, pencarian orang yang dilaporkan tenggelam, serta evakuasi korban gempa dan Tsunami Palu. Dan saat ini ia memimpin proses evakuasi korban bencana banjir yang menerjang 25 kecamatan, dan 143 desa di Konawe.

Alikhider personil TRC Konawe
Alikhider

Meski memiliki postur tubuh mungil, kemampuan Opong sapaan akrabnya dalam proses evakuasi tidak bisa diabaikan. Ia sering memimpin operasi dengan medan berat, berkat pengalaman dan kemampuannya operasi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.

Lelaki kelahiran Wawotobi 25 Juni 1978 silam itu bahkan tidak bisa mendampingi sang isteri tercinta saat melahirkan anak ke 4. Sebab hari itu ia bersama tim sedang melakukan evakuasi warga Desa Andabia, Kecamatan Anggaberi, sesaat setelah salat idul fitri.

“Banjir di Kecamatan Anggaberi itu mulai tanggal 4 Juni 2019, dan evakuasi warga dimulai tanggal 5. Tidak lama setelah salat idul fitri kita sudah di sana,” kisahnya.

Saat sedang melakukan evakuasi, dirinya sempat tidak fokus bekerja setelah mendapat kabar jika istrinya akan segera melahirkan anak laki-laki mereka dan sudah berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Konawe.

(Baca Juga : Kerugian Akibat Banjir Konawe Capai Rp700 Miliar)

Dan akhirnya ia lebih memilih untuk terus melakukan evakuasi, dalam benaknya ia berucap bahwa jika dia menyelamatkan banyak orang dari kepungan banjir, maka isterinya juga akan mendapatkan pertolongan dari banyak orang.

TRC, Tim Kemanusiaan yang Sering Dilupakan

“Sampai saat ini saya baru dua kali melihat anak bungsu saya, karena kami harus siaga di posko utama tanggap darurat bencana banjir. Karena kita tidak pernah tahu jam berapa ada warga yang harus kita evakuasi,” ujarnya.

Cerita Opong hanyalah bagian kecil dari kisah perjuangan tim reaksi cepat, walaupun kegigihan mereka dalam melakukan tindakan penyelamatan tidak pernah diberi penghargaan. (a)

 


Kontributor : Restu Tebara
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini