Uji Coba Budi Daya Udang Vaname Sukses di Wakatobi

653
Uji Coba Budi Daya Udang Vaname Sukses di Wakatobi
PANEN PARSIAL- Bupati Wakatobi Haliana melakukan penen parsial udang vaname di lokasi uji coba budi daya di Pelabuhan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) atau Sentra Bisnis Perikanan Terpadu (SBPT), Desa Numana, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel), Jumat (4/2/2022).

ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI- Bupati Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) Haliana melakukan panen parsial udang vaname di Pelabuhan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) atau Sentra Bisnis Perikanan Terpadu (SBPT), Desa Numana, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel), Jumat (4/2/2022).

Haliana mengatakan itu akan menjadi komoditas yang terbaru di Kabupaten Wakatobi. Meski banyak yang mengatakan bahwa Bupati Wakatobi terlalu berani melakukan uji coba budi daya udang vaname di Kabupaten Wakatobi.

Dikatakan Haliana, bahwa orang menganggap Wakatobi semata hanya tempat wisata, tidak akan mungkin ada tambak. Sementara kelebihan dari udang vaname tersebut, tidak merubah fungsi paten, tidak mendegradasi fungsi pantai bahkan tidak mengurangi lahan tutupan terutama bakau. Justru kelebihannya memanfaatkan lahan yang nyaris tidak dapat ditumbuhi apapun.

“Saat itu kita memulainya di musim yang betul-betul ekstrem namun tantangan itu dapat dilalui, sehingga menumbuhkan optimisme bahwa di musim biasa insyaallah pasti berhasil,” ujarnya.

Menurutnya, panen itu juga sangat luar biasa dari sisi waktu yang begitu cepat dari biasanya dengan menelan waktu normal 65 hari. Namun di Wakatobi hanya butuh waktu 58 hari sudah harus dipanen.

Normalnya bobot udang vaname baru mencapai 140 ekor per kilogram, tapi saat ini udang vaname di Wakatobi sudah di angka 98-100 ekor per kilogram. Satu kilogram pakan menghasilkan satu kilogram udang dengan tingkat kehidupan yang cukup besar.

“Ini salah satu bukti bahwa laut kita yang terbaik di Sultra berdasarkan sampel. Misi kita menjadikan Kabupaten Wakatobi sebagai Kabupaten konservasi maritim yang sentosa maka udang vaname ini adalah salah satu pengembangan komoditas perikanan kita yang betul-betul ramah lingkungan dan sustainable (berkelanjutan). Udang ini bukan udang yang kita pelihara tapi esensinya yang dipelihara adalah kualitas air laut,” ungkapnya.

Direktur SP Communnity Supriansyah menjelaskan, sebelumnya ditabur 30 ribu benih benur pada launching beberapa waktu lalu. Panen parsial yang dilakukan hari ini di angka 20 persen. Mati 10 ekor sampai 1 kilogram bagi mereka itu hal biasa, kendati belum hitung allowensnya (kelebihan benur).

“Karena sampai saat ini data kami 114 persen dari 100 persen sehingga masih ada kelebihan 14 persen dari benur yang kita tebar. Panen parsial ini kita mengambil sebagian karena kapasitasnya sudah mulai penuh dan padat,” katanya.

Sebagian diangkat karena dua minggu kemudian itu sudah kepala tujuh (70 ekor per kg), hari ini size 100 ekor per kg. Dua minggu kemudian diperkirakan itu sudah kepala lima.

“Dua minggu kemudian kita panen total. Dengan provit di angka 48 persen. Sudah kami total harganya sampai panen sekira Rp72 juta lebih. Dengan biaya operasional sampai panen itu Rp34 juta, jadi kelebihannya itu sekira 48 persen. Bulan Maret kita panen total. Keseluruhan dari panen parsial sampai panen total itu sekira 960 kilogram,” terangnya.

Ia mengungkapkan, bahwa sebenarnya hari ini belum waktunya untuk panen parsial, tapi karena pertumbuhan udang yang begitu cepat, serta didukung kualitas air dan lingkungan Wakatobi yang sangat bagus sehingga dilakukan panen parsial.

“Harusnya normal panen parsial kita itu nanti di tanggal 12 Februari 2022,” paparnya.

Amatan media ini, usai dilakukan panen parsial, udang yang dipanen sekira 56 kilogram tersebut per kilogramnya dihargai mulai dari Rp100 ribu hingga Rp1 juta melalui lelang yang pesertanya adalah Bupati Wakatobi, perwakilan Dinas Perhubungan Provinsi Sultra, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Wakatobi, dan sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Alhasil melalui lelang tersebut terkumpul Rp12.650.000. (B)

 


Kontributor : Nova Ely Surya
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini