Usai Merger, BSI di Sultra Punya Aset Rp1,1 Triliun

Kepala BSI Kantor Cabang Kendari A Silondae 1 Adam Malik
Adam Malik

ZONASULTRA.COM,KENDARI- Usai merger menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) total aset BSI di Sulawesi Tenggara (Sultra) mencapai Rp1,1 triliun. Aset tersebut merupakan gabungan dari aset yang sebelumnya dimiliki masing-masing bank hasil merger yakni BNI Syariah Kendari, Bank Syariah Mandiri (BSM) Kendari dan BRI Syariah Kendari.

Kepala BSI Kantor Cabang Kendari A Silondae 1 Adam Malik mengatakan, untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI sebesar Rp620 miliar dan pembiayaan Rp1,1 triliun.

Kemudian, untuk jaringan kantor saat ini BSI di Sultra memiliki 10 kantor cabang. Ada 4 kantor di Kendari, Kolaka 1, Muna 1, Baubau 3 dan 1 di Lasusua, Kolaka Utara (Kolut).

“Tentunya kami punya keinginan untuk meningkatkan total aset dan jumlah kantor yang ada saat ini agar BSI Kendari dapat menjadi area di bawah Kantor Wilayah (Kanwil) BSI Makassar,” ungkap Adam Malik dalam acara bincang bijak bareng media, Jumat (5/2/2021) di Kantor OJK Sultra.

Saat ini BSI Kendari berada di bawah Kantor Area BSI Palu. Sementara Kantor Area BSI di Sulawesi ada tiga yakni Makassar, Palu dan Manado.

Dalam kesempatan ini, Adam Malik menegaskan bahwa kehadiran BSI menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat yang butuh layanan keuangan berbasis syariah. Selain itu, dengan bergabungnya tiga Bank Syariah tersebut maka cakupan layanan keuangan berbasis syariah bisa lebih luas lagi.

“Contoh misalnya selama ini kan di Baubau Kolaka Muna dan Lasusua melayani usaha mikro. Nah dengan bergabungnya sudah melayani pinjaman yang lebih besar,” tukasnya.

Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sultra Mohammad Fredly Nasution, menjelaskan market share perbankan syariah di Sultra pada Desember 2020 sebesar 4,97 persen, meningkat dari periode Desember 2019 yang sebesar 4,35 persen.

Kemudian, secara year on year (yoy) aset perbankan syariah tumbuh 25,48 persen, pembiayaan tumbuh 16,75 persen dan DPK tumbuh 24,40 persen.

“Intermediasi perbankan cukup baik dengan Fund to Deposit Ratio (FDR) sebesar 100,98 persen, sedangkan Non Performing Financing (NPF) masih terjaga di angka 3,13 persen membaik dibandingkan posisi Desember 2019 yang sebesar 3,58 persen,” kata Fredly.

Presiden Joko Widodo Senin (1/2/2020) lalu secara resmi mengumumkan beroperasinya BSI di seluruh wilayah Indonesia. Dalam sambutannya melalui kanal youtube Sekretariat Presiden, Jokowi mengatakan bahwa berdirinya BSI dapat menjadi tonggak sejarah baru bagi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Ia yakin bahwa ekonomi syariah Indonesia akan tumbuh dengan sangat cepat dan mampu berkontribusi besar dalam mewujudkan kesejahteraan umat dan masyarakat.

“BSI harus mampu meraih nasabah milenial yang saat ini jumlah mendominasi usia penduduk dalam negeri. Dan harus mampu melihat peluang untuk menciptakan iklim industri keuangan yang baik dan sehat,” kata Jokowi.

Berdasarkan pantauan zonasultra.id, sejumlah kantor bank yang sebelumnya berdiri sendiri seperti BSM Kendari saat ini berubah menjadi BSI Kantor Cabang Kendari A Silondae 1, kemudian BRI Syariah Kendari menjadi Kantor Cabang Kendari A Silondae 2, BNI Syariah Kendari menjadi BSI Kantor Cabang MT Haryono dan BNI Syariah KCP Mandonga menjadi BSI Kantor Cabang Kendari, Mandonga.

Untuk diketahui, OJK telah mengeluarkan izin bagi BSI sebagai entitas baru dalam industri jasa keuangan melalui surat dengan Nomor : SR-3/PB.1/2021 tanggal 27 Januari 2021 perihal Pemberian Izin Penggabungan PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah ke dalam PT Bank BRIsyariah Tbk serta Izin Perubahan Nama dengan Menggunakan Izin Usaha PT Bank BRIsyariah Tbk Menjadi Izin Usaha atas nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk sebagai Bank Hasil Penggabungan.

 


Editor: Ilham Surahmin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini