ZONASULTRA.COM, KENDARI – Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Tenggara (Sultra), Lukman Abunawas menyatakan kelangkaan stok merupakan pemicu lonjakan bawang merah di sejumlah pasar di daerah ini.
Hasil pantauan Lukman Abunawas di sejumlah pasar tradisional yang ada di Kota Kendari menemukan kondisi tersebut, harga bawang merah melonjak tajam selama bulan Ramadhan tahun ini.
Dalam Inspeksi Mendadak (Sidak) kebutuhan Sembilan Bahan Pokok (Sembako) oleh Wagub Sultra ini di pasar Basah Mandonga dan Pasar Sentral Kota Kendari, harga bawah putih mengalami kenaikan dikisaran 20 persen. Yakni harga awal hanya Rp.40 ribu perkilo, kini menjadi mencapai Rp.65 ribu perkilo.
Baca Juga : Harga Bawang Putih di Kendari Tembus Rp70 Ribu per Kilogram
“Untuk stok bawang kita masih ketergantungan harga dengan daerah lain. Sebab komoditi itu kita masih datangkan dari Sulawesi Selatan yakni Enrekang dan Jeneponto serta dari Jawa, ” jelas Lukman, Rabu (8/5/2019).
Meski begitu, pihaknya akan berupaya menstabilkan pasokan bawang ini. Melalui Perusahaan Umum (Perum) Bulog juga akan berupaya menekan angka harga bawang.
“Perum Bulog akan langsung melakukan inspeksi pasar, karena stok bawang mereka masih banyak. Mereka akan turun mulai besok di tiga titik pasar, pasar korem, pasar anduonohu serta pasar kot,” ucapnya.
“Inikan sesuai dengan hukum penawaran. Jika kebutuhan dan stok terpenuhi tentu harga stabil. Namun jika stok tidak ada kebutuhan tinggi tentu harga juga akan tinggi, ” sambungnya.
Baca Juga : Harga Naik, Distributor di Kendari Belum Berani Suplai Bawang Putih
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II A Kendari LM Mastari S menjelaskan, saat ink harga sembako di Kota Kendari masih terpantau relatif terkendali dan hanya mengalami kenaikan harga Rp 5000 hingga Rp 10.000.
“Tapi memang harga bawang yang cukup tinggi, tapi itu masih relatif terkendali. Berdasarkan data masuknya bawang merah dan bawang putih 2018 dibanding tahun ini masih rendah,” terangnya.
LM Mastari mengungkapkan, tahun 2018 data bawang yang masuk mencapai 20-40 ton. Sementara di tahun 2019 pada bulan April baru mencapai 16 ton, dan bulan Mei sebanyak 3.4 ton.
Baca Juga : Langka, Bawang Putih di Konut Naik Hingga Dua Kali Lipat
“Artinya masih sangat jauh dari kebutuhan, berarti memang stok bawang kurang. Tapi sebenarnya pengecekan ketersediaan stok dan pasar tergantung pada suplai pasar, bukan hanya dari aspek produktifitas dan distributor. Tapi bagaimana transportasinya, sampai tiba di pasar dan sampai ke masyarakat,” tandasnya.
Sementara, Kadis Perindag Sultra Siti Saleha mengaku, untuk mengatasi kenaikan harga bawang, pemerintah pusat sudah mengizinkan import 100 ribu ton bawang putih menghadapi idul fitri.
“Pasokan itu sudah mulai sampai di Surabaya. Semoga bisa secepatnya sampai ke Kendari, karena apapun yang kita mau lakukan seperti operasi pasar murah, kalau stoknya tidak ada bagaimana bisa harga normal kembali,” ujarnya. (B)
Reporter : Randi Ardiansyah
Editor : Abdul Saban