ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Warga Desa Tolala, Kecamatan Tolala, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali merasakan getaran gempa sebanyak dua kali pada Sabtu (19/1/2019) hari ini.
Supini, salah seorang warga Desa Tolala yang tidak mengungsi menceritakan getaran yang pertama terjadi subuh hari. Saat itu ia hendak berwudu. “Tapi getarannya tidak terlalu kuat ji,” kata Supini pada awak zonasultra.id.
Getaran kedua dirasakan ibu beranak 5 ini sekitar pukul 06.30 Wita. “Saya sementara cuci piring waktu itu tiba-tiba goyang lagi tanah,” ungkapnya.
Baik getaran pertama atau getaran susulan kedua, Supini mengaku tidak keluar rumah. Supini dan suami adalah salah satu warga Desa Tolala yang memilih bertahan. Sedangkan tetangganya sudah banyak yang mengungsi.
Getaran juga dirasakan Suwandi, guru SDN 1 Tolala. Namun, getarannya tidak terlalu kuat dan hanya berlangsung beberapa detik saja. Ia bahkan sempat keluar rumah untuk melihat keadaan di luar.
Berita Terkait : Panik Pasca Gempa, Rumah Warga Tolala Banyak Kosong
Warga Tolala lainnya, Nisa juga mengaku merasakan getaran gempa saat sedang mencuci piring di dapur. “Saya liat gelas yang saya cuci tiba-tiba bergeser. Saya langsung keluar rumah karena takut. Gempanya sebentar saja,” beber Nisa.
Selain Desa Tolala, getaran gempa juga dirasakan sampai ke desa tetangga yakni Desa Bahari.
Hamsir, warga Desa Bahari ketika dikonfirmasi mengaku merasakan gempa yang terjadi di desanya. “Kalau paginya saya rasakan juga gempanya. Seperti ditumbuk itu tanah saya rasa. Tapi kalau gempa subuh saya tidak merasakannya,” ujarnya.
Saat gempa kedua terjadi, Hamsir sedang duduk di teras rumahnya.
“Gempa ini agak aneh. Karena begitu bergetar tanah, saya teriak sama pak desa ada lagi gempa, anehnya pak desa tidak merasakan apa-apa. Kebetulan saya tinggal bertetangga dengan pak desa,” terang Hamsir.
Jila keluarga Supini memilih bertahan, justru Hamsir dan keluarga pergi mengungsi ke Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan bersama tetangga. Namun, mengingat kondisi rumah dalam keadaan kosong, maka Hamsir memilih kembali pulang dan bertahan di desa hingga sekarang.
Berita Terkait : Sesar Lawanopo Aktif, Kolut Diguncang Dua Kali Gempa
Demi mencegah aksi pencurian di desanya, Hamsir mengaku ikut melakukan pemantauan bersama petugas Polsek Tolala. Bahkan ia baru tidur pukul 02.00 dini hari.
“Bukan rumah kami saja tetapi rumah tetangga dan guru warga lainnya kami pantau, “tukas Hamsir.
Sementara Stasiun Geofisika Kendari mengatakan hari ini alat BMKG belum mencatat adanya gempa bumi di wilayah Kolaka Utara.
Sebelumnya, gempa bumi tektonik berkekuatan 3,0 skala richter (SR) mengguncang wilayah Kabupaten Kolaka Utara, Rabu (16/1/2019) pagi pukul 06.30 Wita.
Hasil analisis BMKG, episenternya terletak pada koordinat 2.93 lintang selatan (LS) dan 121,06 bujur timur (BT) atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 63.1 km arah barat laut Lasusua, Kolut pada kedalaman 10 km.
Di hari yang sama, gempa susulan terjadi pada pukul 10.39 Wita terletak pada koordinat 3.06 LS dan 121,04 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 49.4 km arah barat laut Lasusua, kedalaman 10 km dengan kekuatan magnitudo 3,5.
Dan pada pukul 16.24 Wita, gempa berkekuatan 3,6 SR kembali mengguncang Kolaka Utara (Kolut) di sebelah barat laut.
Kepala Stasiun Geofisika Kendari Rosa Amelia mengatakan, dengan memperhatikan lokasi kedua episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Lawanopo.
Sejak saat itu banyak warga Tolala yang mengungsi ke Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. (b)
Kontributor: Samrul
Editor: Jumriati