Warga Sultra Tewas Tersambar Petir, BMKG Keluarkan Peringatan

Berteduh Dari Hujan, Tiga Warga Konawe Malah Tewas Tersambar Petir
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM,KENDARI– Selama bulan Februari 2020 dua warga Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi korban meninggal dunia karena disambar petir. Keduanya adalah Muhammad Fery (16) asal Konawe Selatan (Konsel) dan Nyoman Kisin (47) asal Desa Putemata, Ladongi, Kolaka Timur (Koltim).

Muhammad Fery meninggal dunia saat sedang bermain sepak bola memperkuat tim sepak bola Kecamatan Tinanggea pada turnamen Bupati Cup I, pada Kamis (20/2/2020) lalu. Sedangkan, Nyoman Kisin adalah petani yang meninggal dunia usai disambar petir pada Senin (24/2/2020) sore di persawahan Desa Lalowosula, Kecamatan Ladongi.

(Baca Juga : Dua Orang Remaja di Konsel Disambar Petir Saat Bermain Bola, Satu Meninggal Dunia)

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dari potensi bencana hidrometeorologi akibat peningkatan curah hujan yang terjadi terutama pada siang, sore hingga malam hari. Selanjutnya, masyarakat diminta menghindari aktivitas di luar ruangan saat akan turun hujan dengan langit dipenuhi awan hitam tebal dan pekat.

Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi Maritim Kendari Faisal menjelaskan, dari pantauan radar cuaca BMKG, pada umumnya terjadi peningkatan potensi konveksi skala lokal yang masif sehingga memicu pertumbuhan awan hujan, salah satunya awan kumulonimbus (CB).

Awan ini biasanya sudah mulai terbentuk pada siang hingga sore hari. Awan CB merupakan awan hujan yang berpotensi terjadinya hujan sedang hingga lebat yang disertai guntur dan angin kencang. Petir dan guntur yang terjadi itu disebabkan dari awan CB tersebut.

(Baca Juga : Musim Hujan di Sultra Lebih Lama Dibanding Kemarau)

Kemudian, petir atau guntur tersebut sambarannya bisa dari awan CB ke bumi, atau dari awan CB ke angkasa atau dari awan CB ke awan lainnya. Karakteristik petir tersebut akan melepaskan energi secepat mungkin untuk menetralkan atau dengan kata lain petir ini bermuatan negatif akan merambat ke material yang bermuatan positif.

“Salah satunya ada permukaan bumi, petir akan mencari jalan secepat mungkin menuju material yang bermuatan positif. Beberapa kasus orang yang tersambar petir biasa berada pada tempat terbuka dan orang tersebut paling menonjol di antara sekelilingnya, sehingga orang tersebut tersambar petir,” jelas Faisal.

Manusia lebih menonjol dibanding wilayah sekitarnya seperti saat berada lapangan bola ataupun di pematang sawah, walaupun di sekitar lokasi tersebut terdapat pohon tinggi.(B)

 


Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Muhammad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini