ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Bombana, Sulawsi Tenggara (Sultra) kembali menjelaskan teknis pembangunan jalan beton (betonisasi) di pulau Kabaena.
Penjelasan ini untuk menjawab sejumlah pertanyaan dan asumsi masyarakat Bombana, khususnya warga di daratan Kabaena tekait upaya betonisasi tersebut.
Betonisasi dua titik jalan yang nantinya akan menyasar poros Dongkala Kecamatan Kabaena timur hingga desa Pongkalaero, Kabaena Selatan. Kemudian, poros jalan Tedubara menuju Desa Mapila (Pising) Kecamatan Kabaena Utara ini tak seperti yang ada dibenak masyarakat.
(Baca Juga : Pemda Bombana Target Betonisasi Jalan di Kabaena)
Sekretaris Dinas PU Bombana Abdul Rahmat menjelaskan, mekanisne pekerjaan jalan seperti ini merupakan cara yang paling efektif untuk jalan di wilayah Kabaena.
Kata dia, betonisasi jalan di Kabaena mestinya disambut baik oleh masyarakat. Sebab, produk beton yang akan direalisasikan nantinya tidak sembarangan.
“Kami harap masyarakat bisa mengetahui secara detail tentang betonisasi ini. Jenis beton yang nantinya akan di terapkan adalah Rigid Beton. Artinya, bahan yang digunakan nantinya menggunakan rangka besi ulir atau besi linggis,” kata Abdul Rahmat diruang kerjanya, Rabu (11/7/2018).
Magister Tekhnik Perencanaan Prasarana alumni Universitas Hasanuddin Makassar ini menjabarkan, jika tak ada aral melintang, proses rigid beton ini nantinya memperkokoh ketahanan jalan dan mampu bertahan hinga puluhan tahun kedepannya.
“Jadi, bukan sembarang beton yang sama seperti lorong-lorong desa. Tapi beton ini akan menggunakan rangka besi linggis. Anggarannya tak jauh beda dengan aspal kualitas hot mix,” terang Rahmat.
Ia memaparkan, rigid beton menggunakan bahan penggilingan (moleng) dengan anggaran Rp. 2.5 miliar per kilo. Setelah itu, proses pemeliharaannya yang diakuinya cukup mudah dan bahannya pun mudah ditemukan. Betonisasi ini bisa dilapisi dengan aspal sebagai penopang pengerasan yang sifatnya lentur.
Sementara untuk Aspal jenis Hot mix lanjut Rahmat, diakuinya cukup sulit. Sebab, penyeberangan alat yang menggunakan anggaran banyak untuk pemasak aspal serta alat lainnya. Lalu, jika ada kerusakan pasca dinikmati masyarakat, kerap terkendala pada sektor pemeliharaannya.
“Jika jalannya rusak, khususnya di Kabaena, sangat sulit untuk dilakukan pemeliharaan. Utamanya kubangan jalan yang muncul setelah hujan deras yang merusak aspal hingga tetkelupas,” ujarnya.(B)