USAID APIK – PT KKI Teken MoU Tingkatkan Ketangguhan Petani Kakao di Konsel

USAID APIK - PT KKI Teken MoU Tingkatkan Ketangguhan Petani Kakao di Konsel
MOU - USAID APIK saat menggelar penandatangan MoU dengan PT Kalla Kakao Industri di Desa Puurema Subur Kecamatan Lalembuu Kabupaten Konsel, Selasa (13/11/2018). Perjanjian ini dalam rangka membentuk penguatan kapasitas terhadap para petani kakao di wilayah itu. (ERIK ARI PRABOWO/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – USAID Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) bersama PT Kalla Kakao Industri (KKI) menandatangani perjanjian kerjasama (MoU) untuk meningkatkan ketangguhan petani Kakao yang ada di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), terutama terhadap perubahan iklim maupun cuaca ekstrem.

Manajer APIK Regional Sulawesi Buttu Ma’dika mengungkapkan, pihak swasta seperti PT KKI memiliki peran penting untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dengan komitmennya yang tinggi. Dirinya percaya kolaborasi ini akan membawa hasil yang mengembirakan untuk petani kakao di Konawe Selatan.

“Selain itu kami juga berharap rangkaian penguatan kapasitas ini dapat diadopsi oleh PT KKI dan aspek iklim akan diperhitungkan, terintegrasi ke dalam perencanaan bisnis KKI,” ungkap Buttu Ma’dika melalui keterangan tertulis kepada zonasultra.id usai penandatanganan MoU di kediaman Kepala Desa Puurema Subur, Kecamatan Lalembuu, Konsel, Selasa (13/11/2018).

Penguatan kapasitas petani kakao ini bakal diselaraskan melalui program kakao lestari dan dikelola oleh Yayasan Hadji Kalla. Kolaborasi ini akan melatih 10 orang anggota tim program kakao lestari, serta 100 petani binaan di dua desa Puurema Subur dan Desa Puunangga.

USAID APIK - PT KKI Teken MoU Tingkatkan Ketangguhan Petani Kakao di Konsel

Buttu menambahkan, USAID APIK dan PT KKI akan memulai kerja sama ini dengan kajian awal disusul dengan penentuan strategi, pelatihan, cara pembuatan panduan yang akan berlangsung hingga Juli 2019.

Sementara Manajer Program Kakao Lestari, Dwi Dharmadayana mengatakan, perubahan cuaca ekstrem sangat mengancam produksi secara signifikan.

Ia mengibaratkan tahun ini pertumbuhan buah bakao di wilayah Konsel cukup bagus. Namun kemudian di bulan kelima dan enam terjadi hujan intens yang mengakibatkan buah mengalami pembusukan, sehingga kualitas buah pun rendah, bahkan sampai tidak dapat terjual.

Ia berharap bekal pengetahuan cuaca dan iklim dari USAID APIK dapat disinergikan dengan pengetahuan cara bercocok tanam yang baik, sehingga dapat membantu petani dalam mengelola kebunnya.

“PT KKI memiliki kapasitas 35.000 ton dan menghasilkan produk kakao intermediate seperti bubuk mentega (butter) cake, dan liquor di ekspor ke negara Eropa seperti Jerman dan Belanda. Kualitas bahan baku kakao ini sangat dibutuhkan,” jelasnya.

Untuk diketahui, APIK adalah program berdurasi lima tahun dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) untuk membantu Indonesia dalam mengelola risiko bencana dan iklim. APIK bekerja membantu pemerintah Indonesia dalam mengintegrasikan adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana dari level lokal hingga nasional.

Dengan menggunakan pendekatan bentang lahan, APIK juga bekerja langsung bersama masyarakat dan sektor swasta untuk secara proaktif mengelola risiko bencana terkait iklim, serta memperkuat kapasitas para pemangku kepentingan dalam memahami dan mengomunikasikan informasi iklim. (B)

 


Kontributor : Erik Ari Prabowo
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini