Mengenal Kehidupan Maleo di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai

Mengenal Kehidupan Maleo di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
MALEO- Burung Maleo yang berhasil diabadikan tim Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai di tempat habitat maleo dalam kawasan TNRAW. (DOKUMENTASI TNRAW)

ZONASULTRA.COM,KENDARI– Burung Maleo (Macrocephalon maleo) merupakan satwa endimik yang dikenal unik, dan memerlukan persyaratan habitat yang cukup spesifik karena tidak mengerami telurnya.

Mereka biasa meletakkan telurnya pada lubang tanah berpasir. Karena penetasannya mengandalkan alam, maka lokasi peneluran yang disenangi adalah daerah-daerah yang hangat seperti di dekat sumber panas bumi (geothermal). Karakteristik dan perilaku habitat burung yang mirip ayam hutan ini cukup unik dan berbeda dengan maleo di Sulawesi Tengah. Namun kondisi populasi maleo di TNRAW saat ini sudah terancam punah.

Di TNRAW, Satwa ini membuat sarang pada lahan-lahan yang mendapatkan panas dari sinar matahari. Sebaran satwa ini di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai itu terkonsentrasi pada tiga spot utama yaitu Sungai Pampaea, kawasan savana yang di kanan-kirinya dan Mempaho.

Kepala Balai TNRAW Ali Bahri mengatakan, ketiga kawasan ini berdekatan dengan Desa Lantari, Kecamatan Lantari Jaya, Kabupaten Bombana. Luas daerah jelajah maleo pada kedua blok hutan ini sekitar 1.582 hektar.

Mengenal Kehidupan Maleo di Taman Nasional Rawa Aopa WatumohaiIa menjelaskan, aksesbilitas di musim kemarau cukup mudah, dapat dilintasi oleh kendaraan roda empat. Kondisi jalan trail ke Mempaho sulit dilalui pada musim penghujan, namun pada musim kemarau relatif mudah. Kondisi ini juga terjadi pada habitat di Pampaea. Aksesibilitas yang mudah pada musim penghujan hanya terjadi di sekitar kawasan berbukit di Pampaea dimana tanahnya berupa kerikil, pasir dan batu-batuan.

Kendati demikian, sejumlah aktivitas dapat menjadi ancaman terhadap kelestarian spesies tersebut, seperti perburuan terhadap telur, satwa maupun gangguan secara tidak langsung seperti penebangan tempat hidup, pembakaran habitat dan perusakan sarang.

Ali menjelaskan, bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendukung konservasi spesies adalah monitoring secara berkala terhadap habitat dan sarang tempat bertelur maleo. Kegiatan ini sekaligus dapat mempelajari karaktersitik dan perilaku maleo di alam aslinya, sehingga informasi terkait maleo dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembinaan habitat maupun populasi.

Perilaku Maleo

Maleo di TNRAW memilih lokasi mencari makan di lantai hutan yang terlindung bagian atasnya. Tempat makan yang paling disukai adalah di bawah rumpun bambu. Kondisi di bawah rumpun bambu cukup bersih dari rerumputan karena bambu bersifat mematikan atau menghambat pertumbuhan flora lain di bawahnya.

Maleo dapat leluasa bergerak di bawah rumpun bambu ini untuk mencari makanan biji-bijian yang jatuh ke tanah atau menggali tanah untuk mendapatkan cacing.

Mengenal Kehidupan Maleo di Taman Nasional Rawa Aopa WatumohaiRumpun bambu juga sangat disukai maleo karena rantingnya cukup banyak dan rapat, sehingga menjadi pelindung cukup efektif dari pemangsaan elang yang biasa bertengger menunggu kedatangan maleo di sekitar sarang.

Terkadang maleo mencari makan mengikuti alur sungai, khususnya ketika musim kemarau. Kondisi sungai yang kering menyediakan pakan berupa serangga dan cacing.

Lokasi lainnya yang disukai maleo adalah rerumputan/savanna di pinggir hutan. Satwa ini pernah terlihat mencari makan di bawah pohon longgida yang dikelilingi oleh rerumputan. Lokasi ini cukup dekat dari hutan.

Maleo memiliki perilaku hidup berpasangan. Ini juga dilakukan ketika mendatangi sarang untuk meletakkan telurnya. Aktivitas mendatangi sarang dilakukan pada kisaran waktu 06.00-09.00 dan 15.00-18.00 WITA. Terkadang maleo mendatangi sarang di luar kisaran waktu tersebut. Aktivitas bertelur didahului dengan penggalian terhadap tanah berpasir tempat maleo bertelur.

Penggalian dilakukan sementara pasangannya menunggu di sekitar tempat penggalian yang lokasinya berdekatan. Diperkirakan maleo yang tidak menggali ini melakukan pengawasan kondisi sekitar untuk mengidentifikasi akan terjadinya gangguan yang mungkin datang. Maleo mampu melakukan penggalian mulai dari tanah-tanah didominasi pasir yang mudah tergali sampai dengan tanah. (A)

 


Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini