ZONASULTRA.COM, RAHA – Panitia Seleksi Daerah (Panselda) kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra) terus menuai sorotan.Setelah hasil pengumuman Seleksi Kompentensi Dasar (SKD) yang dibuat dalam dua versi, Panselda dan Panselnas.
Sontak hal itu menimbulkan polemik bagi ribuan peserta tes Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) di Muna. Kini Panselda kembali disorot soal beberapa simbol pada lembar pengumuman.
Sorotan pun datang dari Ombudsman Sultra yang menyoal mekanisme perangkingan.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BKPSDM) Muna, Rustam membenarkan surat dari Ombudsman Sultra yang masuk pada hari ini, Rabu (5/12/2018). Ombudsman menyoal keterangan pada lembar pengumuman SKD.
“Kami disurati Ombudsman mereka menyoroti soal kenapa Panselda menggunakan P2L, P2, TL, TH. Itu kan pertanyaan yang harus ditujukan ke Panselnas dan bukan ke Panselda. Kita cuma meneruskan, bukan mengganti atau merubah data,” terang Rustam, Rabu (5/12/2018).
Dirinya bahkan kaget dengan surat yang dilayangkan oleh Ombudsman tersebut. Kata dia sorotan itu tak ada urgensinya dengan Panselda.
Bahkan ia menilai perekrutan CASN tahun ini banyak pihak yang belum paham mekanisme yang diterapkan oleh Panselnas. “Intinya tegas apa yang dilakukan Panselda hanya semata meneruskan data dari Panselda. Makanya saya kaget dengan surat dari Ombudsman itu,” jelasnya.
Lanjut Rustam, soal simbol P2L, P2, TL dan TH yang tercantum dalam lembar pengumuman. P2L itu maksudnya Passing Grade Lolos, P2 Passing Grade tapi tidak bisa lanjut, TL itu, tidak lolos dan TH tidak hadir.
“Kenapa dikasi P2. Maksudnya itu, dari sisi perangkingan memenuhi syarat karena standarnya 255, namun karena formasinya terbatas sehingga tidak bisa melanjutkan ke tahap berikutnya,” urainya.
Selain itu, soal mengapa dalam satu lokasi bisa terdapat lebih dari tiga yang dinyatakan lolos seleksi ke tahap berikutnya. “Itu tergantung formasi lagi, jadi kenapa dalam satu lokasi itu ada yang sampai 12-orang yang lolos karena formasinya lima orang,” tambahnya. (b)
