ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kabupaten Bombana yang mekar dari Kabupaten Buton pada tahun 2003, berdasarkan Undang-undang Nomor 29, tahun ini telah genap berusia 15 tahun. Dalam usia yang masih belia, masyarakat Bombana menginginkan percepatan pembangunan secara merata di seluruh pelosok.
“ Saya sebagai masyarakat Bombana, merasa bangga atas keberhasilan pembangunan yang telah dicapai para Pemimpin Bombana, mulai zaman Bapak Atiku Rahman sampai sekarang era kepemimpinan Bapak Tafdil. Melalui Zonasultra, saya menyampaikan selamat hari jadi Kabupaten Bombana yang akan diperingati tanggal 18 Desember mendatang,” kata Supriansyah Yusuf, pengusaha asal Kabupaten Bombana yang kini merintis bisnis ekspor udang di Kota Kendari.
Menjelang perayaan ulang tahun Kabupaten Bombana, Supriansyah memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah (Pemda), agar lebih memaksimalkan seluruh potensi sumber daya alam (SDA) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
(Baca Juga : Pemda Bombana Diharapkan Buka Ruang Kerjasama Investasi Swasta)
Bila sebelumnya Supriansyah menyarankan agar Pemda Bombana, fokus mengembangkan potensi sumber daya kelautan dan perikanan. Kali ini, Pemda diminta mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Secara alam, Bombana mempunyai obyek wisata yang sangat menarik untuk dipromosikan ke luar negeri. Obyeknya masih sangat alami dan ini sangat dimininati turis asing, khususnya dari Eropa, China dan Jepang. Mengapa sektor pariwisata perlu digenjot, karena ini tidak merusak alam. Malahan alam harus dijaga kelestariannya, supaya wisatawan tertarik berkunjung sepanjang tahun,” jelas pengusaha muda asal Poleang, Bombana ini.
Bila melihat data statistik, Potensi pariwisata Kabupaten Bombana antara lain, wisata Bahari Pulau Masaloka, air terjun Lereng Gunung Langkapa, air terjun di Sangkona. Kemudian ada pantai Pulau Sagori, Pulau Bakau, Pulau Motaha.
Terdapat juga wisata situs sejarah, berupa Benteng di Tangkeno, Benteng di Sampa Lakambula, Gua Watuburi. Gunung Batu Sangia dan air terjun Sampa Lakambula. Bahkan ada situs sejarah lapangan terbang milik Jepang di Labua. Kemudian Taman Nasional Rawa Aopa.
Potensi tersebut kemudian dipadukan dengan seni tradisional yang dimiliki masyarakat Bombana. Misalnya tarian Lumense yang sudah dikenal secara nasional, tarian montau, tarian ore-ore, tarian morengku, tarian mepopori dan masih banyak lagi.
“Kalau potensi pariwisata ini dapat dipromosikan ke mancanegara, bisa mendatangkan sumber devisa yang sangat besar. Hanya memang dibutuhkan orang yang paham betul mengelola dan mengembangkan sektor pariwisata. Kita bisa mencontoh Kabupaten Wakatobi yang dulunya tidak populer, tapi sekarang sudah mendunia hanya karena pariwisatanya,” jelas Supriansyah. (Adv)
Penulis: Rustam DJ