ZONASULTRA. COM, LASUSUA – Gempabumi berturut-turut yang mengguncang wilayah Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Rabu (16/1/2019) kemarin menimbulkan kekhawatiran yang sangat mendalam bagi Israfil, warga desa Tolala, Kecamatan Tolala.
Betapa tidak, gempa tektonik yang melanda desanya membuat calon pengantin baru tersebut harus mengambil langkah seribu alias kabur.
Padahal, ketika itu, di rumah Israfil tengah berlangsung kegiatan kerja gotong royong mengumpulkan kayu buat pemasangan tenda di acara pernikahannya pada Senin (21/1/2019). Ia akan menikahi gadis pujaannya yang berasal dari Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Kolut.
Baca Juga : Sesar Lawanopo Aktif, Kolut Diguncang Dua Kali Gempa
Israfil merasa cemas, jangan sampai gempa beruntun itu bisa menimbulkan tsunami
“Kejadiannya sama persis sebelum Tsunami di Palu. Awalnya gempa dua kali, baru terjadi sore lalu disusul lagi gempa setelah magrib, maka saya dan keluarga mengungsi, “tutur Israfil via telepon pada Kamis (17/1/2019) pukul 07.50 Wita.
Israfil bergegas mengungsi setelah ibadah ashar. Jika sebagian warga desa mengungsi ke pegunungan, Israfil justru lari mengungsi ke rumah keluarganya yang berada di Malili, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Ia mengungsi bersama ibunya, keponakan dan keluarga lainnya.
Baca Juga : Kolut Kembali Diguncang Gempa, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami
“Kami ke Malili naik mobil dan sepeda motor. Dua mobil dan tiga motor, “ungkapnya.
Sekarang Israfil dan keluarganya masih tetap bertahan di Malili seraya menunggu kondisi desanya stabil kembali. Jika memang sudah tidak gempa lagi, maka ia dan keluarga berencana kembali ke Tolala.
” Kalau sudah kondusif dalam waktu dekat maka kami kembali. Kalau belum stabil kami bertahan dulu. Nanti hari Minggu (20/1/2019) baru kembali ke Tolala,” ucapnya.
Kekuatan cinta dan komitmen yang telah disepakati, tak menyurutkan niat Israfil tuk melangsungkan pernikahan. Bahkan, Israfil menyebutkan tetap ke Batu Putih, kampung calon istrinya meskipun terjadi lagi gempa susulan.
“Paling persiapan saja ke Batu Putih saja. Mungkin berangkat dari sini (Malili) dan langsung ke Batu Putih. Mau bagaimana lagi, ya kita lihat saja kondisinya, “papar Israfil.
Hingga pukul 08.20 Wita Israfil mengaku belum mendapat informasi tentang kondisi desanya dari warga yang memilih bertahan. Ia belum melakukan komunikasi lagi.
Ia menceritakan, waktu gempa terjadi pada pukul 06.30 Wita kemarin, dirinya sama sekali tak merasakan apa-apa. Karena saat gempa dirinya sedang berbaring. Diketahuinya jika telah terjadi gempa setelah orang lain yang memberitahukannya.
“Pas gempa yang terjadi pukul 09.30 Wita baru saya rasakan sekali getarannya. Waktu itu, saya lagi duduk cerita bersama keluarga yang telah mengambil kayu untuk pemasangan tenda persiapan pernikahan saya,” kenangnya.
Getaran gempa sontak mengundang kepanikan Israfil dan keluarganya.Apalagi, rumah Israfil sangat dekat dengan laut. Jaraknya kurang 300 meter saja dari permukaan laut.
“Pokoknya semua orang panik. Ibu-ibunya lari berhamburan pulang ke rumah masing-masing, sambil mengemas barang-barang untuk dibawa mengungsi,”bebernya. Israfil dan keluarganya berharap semoga gempa susulan sudah tidak ada lagi. (a)