ZONASULTRA.COM,KENDARI– Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui bahwa kondisi ekonomi dunia saat ini sedang tidak ramah terhadap negara berkembang seperti Indonesia. Sehingga penting untuk terus menjaga pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah agar bisa survive (bersaing) di tengah kondisi ekonomi global yang tidak bersahabat.
Saat ini sisi perdagangan, menjadi salah satu kendala bagi Negara Indonesia, pasalnya komoditi impor masih mendominasi dan ekspor yang masih rendah.
“Solusi yang BI lakukan saat ini pun meminta kepada pemerintah dan kementerian terkait untuk mempermudah proses ekspor dan mengendalikan impor,” ujar Perry saat memberikan kuliah umum di Auditorium Mokodompit,Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Senin kemarin (4/2/2019).
Proses ekspor yang sulit menjadi salah satu kendala, sehingga dengan mempermudah dan mengefisienkan jalur prosedur ekspor setidaknya akan memberikan keuntungan bagi ekportir dan pemasukan pada kas negara.
Menuju masa industri 4.0 (tren teknologi terkini) sejumlah komoditi ekspor seperti otomotif, elektronik, makanan, minuman dan pakaian akan menjadi potensi yang sangat besar. “Potensi ini harus siap kita jemput, agar ekspor negara kita terus tumbuh dengan baik,” ujarnya.
#Potensi Perekonomian Sultra
Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menurut Perry memiliki potensi yang besar untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Pasalnya, Ekonomi Sultra tumbuh 6,6 persen di tahun 2018 dengan inflasi terjaga di level 2,6 persen dan diperkirakan tumbuh 7 persen pada tahun 2019, dengan inflasi di bawah tingkat inflasi nasional.
Selain itu, kredit perbankan Sultra pun tumbuh di atas 12 persen, di atas tingkat pertumbuhan nasional. Seluruh prestasi tersebut dapat dicapai berkat sinergi seluruh pihak, antara lain Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sultra dan gerakan masyarakat Kendari untuk membangun klaster-klaster pengendalian inflasi.
Selain itu, BI pun merasakan dukungan yang sangat baik dalam memastikan keamanan pengedaran uang ke seluruh pelosok Sultra. “Ini menjadi gambaran buat kita semua, jika Sultra memiliki pontensi yang besar untuk maju di tengah ekonomi dunia yang tidak ramah, tentu dengan membaiknya ekonomi daerah akan berimbas ke ekonomi nasional,” tutur Perry.
Dari sisi ekspor, Sultra memiliki potensi ekspor pada sektor pertambangan ore nikel yang saat ini terus berkembang dengan dibangunnya smelter dan sektor perikanan. Kemudian, yang dapat dikembangkan selanjutnya adalah ekonomi syariah dengan mendorong keunangan halal. Sebab, saat ini banyak negara non muslim yang sudah menggunakan sistem keuangan non syariah serta mereka menjadi eksportir produk halal.
Misalnya, Korea Selatan (Korsel) ekspor kosmetik halal terbesar, China ekspor fashion halal terbesar di dunia, Thailand ekspor bumbu halal terbesar di dunia.
“Masa toh kita negara muslim kalah sama mereka, sebagai pengekspor barang halal. Ayo kita bersama-sama memajukan ekonomi syariah,” jelasnya.
Untuk diketahui, Perry mengisi kuliah umum yang dipimpin langsung oleh Rektor UHO Muhammad Zamrun sebagai moderator dan diikuti oleh mahasiswa dan mahasiswi fakultas ekonomi dari sejumlah universitas di Kota Kendari yakni UMK, IAIN, Unsultra dan STIE 66.(A)