ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kendari mencatat sepanjang Januari 2019, ada 59 gempa bumi yang terjadi di Sulawesi Tenggara (Sultra), 6 gempa dirasakan guncangannya oleh masyarakat.
Kepala Stasiun Geofisika Kendari Rosa Amelia melalui keterangan tertulis, Rabu (6/2/2019) mengatakan, berdasarkan peta seismisitas terlihat bahwa gempa bumi lokal terjadi akibat aktivitas tiga sesar, yaitu sesar Lawanopo di barat laut Lasusua, sesar Kendari, dan sesar lokal di Pulau Buton.
Dijelaskan, 59 gempa bumi tersebut terekam oleh alat seismograf TDS 5.2. Data gempa tersebut selanjutnya dianalisa dengan program datapro dan diperoleh gempa bumi dengan magnitudo lebih kecil dari 3 skala richter (SR) sebanyak 11 kejadian, gempa bumi dengan magnitudo 3 SR hingga lebih kecil dari 5 SR tercatat 28 kejadian, dan gempa bumi dengan magnitudo 5 SR dan di atasnya tercatat 20 kejadian.
Berdasarkan jarak, diperoleh gempa bumi lokal dengan jarak lebih kecil hingga 2 derajat tercatat 17 kejadian, dan gempa bumi dengan jarak lebih besar dari 2 derajat sebanyak 42 kejadian.
(Baca Juga : Sesar Lawanopo Aktif, Kolut Diguncang Dua Kali Gempa)
Lebih lanjut, pada Januari terdapat 6 kejadian gempa bumi dirasakan dan dilaporkan oleh masyarakat diantaranya pada t14 Januari 2019 pukul 18:21 Wita berjarak 73 km barat laut Lasusua yang dirasakan pada skala II MMI di Porehu Kolaka Utara (Kolut).
Pada 16 Januari 2019 terjadi 3 kali gempa bumi dirasakan, yaitu pukul 06:30 Wita berjarak 63 km barat laut Lasusua yang dirasakan pada skala II MMI di Tolala-Kolut; pada pukul 10:39 Wita berjarak 50 km barat laut Lasusua yang dirasakan pada skala III MMI di Tolala-Kolut; dan pukul 16:24 Wita berjarak 63 km barat laut Lasusua yang dirasakan pada skala III MMI di Tolala- Kolut.
Kemudian, 21 Januari 2019 pukul 21:54 Wita berjarak 19 km timur laut Kendari yang dirasakan di Kendari, Sawa-Konawe Utara (Konut), Ranomeeto Konawe Selatan (Konsel), Batu Gong dan Toronipa, Konawe II-III MMI; dan tanggal 28 Januari 2019 pukul 23:07:02.3 WITA berjarak 12 km barat laut Buranga yang dirasakan pada skala III MMI di Kulisusu Utara-Buton Utara (Butur).
(Baca Juga : Sesar Lawanopo Aktif, Gempa 4,3 SR Guncang Kendari)
Untuk diketahui, setiap kejadian gempa bumi akan menghasilkan informasi seismik berupa rekaman sinyal berbentuk gelombang yang setelah melalui proses otomatis atau manual akan menjadi data bacaan fase (phase reading data). Informasi seismik selanjutnya mengalami proses pengumpulan, pengolahan dan analisis sehingga menjadi parameter gempa bumi.
Parameternya meliputi waktu kejadian gempa bumi (origin time), lokasi episenter, kedalaman sumber gempa bumi, kekuatan gempa bumi (depth), intensitas gempa bumi, dan keterangan-keterangan lainnya.
Berdasarkan jarak episenter dan selisih waktu gelombang P dan S (S-P), gempa bumi digolongkan, yakni gempa bumi lokal/regional, yaitu gempa-gempa yang jarak episenternya kurang dari 100 atau memiliki selisih gelombang P dan S kurang dari 2 menit dan gempa bumi teleseismik, yaitu gempa-gempa yang jarak episenternya lebih dari 100 atau memiliki selisih gelombang P dan S lebih dari 2 menit. (*)